GridHEALTH.id - Ratu Dangdut Indonesia, Elvy Sukaesih menyebut anaknya menderita penyakit kejiwaan skizofrenia. Hal itu menindaklanjuti ulah putra sulungnya (HR) yang mengamuk di sebuah warung kelontong beberapa waktu yang lalu.
Baca Juga: Suka Menyendiri di Rumah Bisa Jadi Tanda Skizofrenia, Ketahui Gejala dan Cara Pencegahannya
Skizofrenia adalah gangguan mental yang terjadi dalam jangka panjang. Gangguan ini menyebabkan penderitanya mengalami halusinasi, delusi atau waham, kekacauan berpikir, dan perubahan perilaku.
Gejala tersebut merupakan gejala dari psikosis yaitu kondisi di mana penderitanya kesulitan membedakan kenyataan dengan pikirannya sendiri, sehingga ia tampak seperti kehilangan kontak dengan kehidupan aslinya.
Gangguan skizofrenia bisa berkembang lambat dan baru diketahui setelah bertahun-tahun. Tapi, dalam beberapa kasus lain, gangguan ini menyerang secara tiba-tiba dan berkembang dengan cepat.
Skizofrenia sering disamakan dengan psikosis, padahal keduanya berbeda. Psikosis hanya salah satu gejala dari beberapa gangguan mental, di antaranya skizofrenia.
Berdasarkan WHO, diperkirakan lebih dari 21 juta orang di seluruh dunia menderita skizofrenia. Penderita skizofrenia juga berisiko 2-3 kali lebih tinggi mengalami kematian di usia muda.
Baca Juga: Setelah Memprotes DPR, Awkarin Kini Soroti Toilet Umum, Ada Apa ?
Di samping itu, setengah penderita skizofrenia diketahui juga menderita gangguan mental lain, seperti penyalahgunaan NAPZA, depresi, dan gangguan kecemasan.
Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tahun 2013, diperkirakan 1-2 orang tiap 1000 penduduk Indonesia mengalami gangguan jiwa berat, termasuk skizofrenia, dan hampir 15% penderitanya mengalami pemasungan.
Baca Juga: Mimisan Terlalu Sering, Bisa Merupakan Pertanda Adanya Penyakit serius
Elvi Sukaesih mengaku HR saat ini dirawat di RSKD Duren Sawit, Jakarta Timur. "Sekarang dia dalam penjagaan rumah sakit dan masih diisolasi, (keluarga) belum bisa menengok," tutur Fitria, adik HR, dalam konferensi pers di Jakarta, Sabtu (14/9/2019) seperti dikutip dari Kompas.com.
"Satu-dua minggu dilihat dulu kondisinya, kalau sudah tenang baru (keluarga) boleh datang," kata Fitria.
Ia mengatakan keluarga bersyukur bisa memetik hikmah dari kejadian tersebut. Sebelumnya, keluarga Elvy mengaku sudah ingin mengajak HR berobat, namun hal itu sulit diwujudkan.
"Bersyukur ada hikmah dari kejadian itu, dengan bantuan aparat kita bantu bawa ke rumah sakit," katanya.
Selama ini HR kerap disangka mengalami depresi. Ia juga tidak selalu bersikap di luar kebiasaan. HR masih bisa berinteraksi secara normal dan beraktivitas seperti biasa, misalnya mengaji dan salat.
Baca Juga: Ngeri, Kedua Balita Ini Asyik Makan Kecoa Hidup-hidup Saat Ditinggal Sang Ibu Bersihkan Rumah
"Kalau mau dibilang orang hilang ingatan, sakit jiwa, sebenarnya enggak begitu," ujar Fitria. Namun kemarahan HR bisa meluap secara tak terduga ketika emosinya terpancing.
Menurut keluarga, HR menderita depresi setelah ia mengalami stroke tiga kali, yang juga mempengaruhi pita suaranya. Dia pernah merasa sakit saat makan, bahkan kesulitan saat bicara dan hobinya menyanyi menjadi terganggu.
"Dia terpukul dengan kejadian itu," ungkap Fitria. Kejadian lain yang berpengaruh pada diri HR, tutur Fitria, adalah ketika putrinya meninggal pada akhir 2015.
Sejak itu muncul gejala-gejala seperti obrolan yang melantur. Menurut dia, saudaranya pernah tiga kali dirawat di rumah sakit untuk mengatasi gangguan mental tersebut pada kurun waktu yang berbeda, yakni 2016, 2017 dan 2018.
Baca Juga: Alami Microsleep Beberapa detik, dokter TNI AD Letkol Iqbal Lahmadi dan Istrinya Tewas Bersamaan
"Dulu sudah ke rumah sakit dan dinyatakan sembuh, kalau enggak (sembuh) sih enggak akan bawa pulang," kata dia. (*)
Source | : | Kompas.com,mental for help |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar