Rentang umur paling umum untuk mengalami hipoventilasi adalah sekitar 20-50 tahun. Kaum pria lebih berisiko mengalami hipoventilasi.
Gejala hipoventilasi dapat bervariasi bergantung faktor atau penyakit yang mempengaruhinya. Pada hipoventilasi yang disebabkan gangguan saraf pusat dan obesitas, gejala dari kekurangan oksigen dapat bertambah parah ketika penderita tertidur namun cenderung normal ketika terjaga pada waktu siang hari.
Beberapa gejala khas dari hipoventilasi adalah rasa lelah, sering mengantuk, sakit kepala di pagi hari, pembengkakkan pada kaki, khususnya area tumit, tidak bertenaga ketika bangun tidur di pagi hari, dan sering mengantuk.
Sering terlihat juga adanya perubahan warna kulit menjadi kebiruan akibat hipoksia atau perubahan warna kulit menjadi kemerahan pada penderita obesitas.
Hipoventilasi yang berkaitan dengan gangguan atau penyakit tertentu dapat dicegah dengan menghilangkan faktor risiko seperti obesitas dan gangguan paru.
Baca Juga: Chair Yoga, Gerakan Yoga Paling Aman Untuk Penderita Osteoporosis
Penanganan hipoventilasi dapat bervariasi bergantung dengan kondisi yang menyebabkannya. Bila tidak segera ditangani, hipoventilasi juga dapat menyebabkan komplikasi berupa penurunan kemampuan kognitif, depresi dan ganggua emosi, hipertensi, dan gagal jantung. (*)
Source | : | WebMD,intisari-online |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar