GridHEALTH.id – Siapa yang tidak kenal dengan bawang putih juga ikan. Keduanya dikenal karena khasiat khasnya masing-masing.
Bawang putih diyakini dan banyak yang sudah membuktikan bisa membuat tubuh sehat, dan bisa meredakan kolesterol tinggi, hipertensi, penyakit jantung koroner, berkurangnya aliran darah akibat penyempitan arteri, serangan jantung dan aterosklerosis.
Begitu juga ikan, sudah banyak yang membuktikan jika hewan air ini kaya akan nutrisi penting bagi kesehatan, juga peremajaan tubuh.
Bahkan banyak penelitian membuktikan ikan baik untuk otak, dan perkembangan otak anak.
Tapi tidak tahu kan jika bawang putih nyatanya tidak bisa dikonsumsi oleh mereka yang mengalami hal sepert ini.
Selain bawang putih mempunyai efek samping menyebabkan mulas, mual, bau mulut dan badan yang tidak diinginkan. Juga terbukti berbahaya untuk mereka yang sedang mengonsumsi obat antikoagulan.
Dapat menyebabkan terlalu banyak fluiditas, dan selanjutnya menyebabkan pendarahan yang berlebihan.
Kenapa hal itu bisa terjadi? Karena bawang putih adalah antikoagulan alami.
Dengan bahasalain sangat baik untuk mengobati masalah sirkulasi darah berkat kemampuannya untuk membuat darah lebih cair.
Jadi hati-hati ya, jika sedang menjalankan terapi bawang putih.
Selalu perhatikan kondisi fisik kita, sebelum terlalu banyak mengonsumsi bawang putih.
Tapi lain lagi dengan ikan si hewan air ini.
Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Arthritis Care & Research ini menemukan fakta bahwa gejala rematik akan terus berkurang setiap kali penderita menambah porsi ikan setiap minggunya.
Diketahui temuan tersebut didapatkan setelah meneliti data dari 176 orang pasien rematik.
Dimana para peserta ini mengisi kuisioner yang berisi pertanyaan seberapa sering mereka makan ikan di tahun sebelumnya apakah kurang dari sebulan sekali, sebulan sekali, sekali atau dua kali seminggu, atau lebih dari dua kali seminggu.
Cara memasak, jenis ikan, jenis kelamin penderita, dan gaya hidup penderita juga tak luput dari penilaian.
Kemudian tingkat keparahan rematik yang diderita diukur dengan menggunakan skor aktivitas penyakit yang disebut DAS28-CRP.
Cara tersebut dilakukan dengan mengukur jumlah sendi yang membengkak di 28 lokasi serta adanya protein C-reaktif yang menjadi penanda peradangan.
Hasilnya, didapatkan fakta bahwa semakin banyak makan ikan dalam seminggu maka semakin berkurang pula gejala rematik yang dirasakan.
Dari situ para peneliti menyimpulkan kandungan asam lemak omega 3 yang terdiri dari DHA dan EPA-lah yang berperan dalam mengurangi gejala rematik ini, keduanya disebut ampuh mengatasi peradangan sendi.
Adapun asam lemak omega 3 ini biasanya ditemukan pada jenis ikan tertentu seperti salmon, sarden, dan tuna.
Namun temuan tersebut dinilai masih perlu penelitian lanjutan sebab hubungan antara rematik dan makan ikan masih bisa dipengaruhi oleh gaya hidup sehat beberapa penderitannya.
Meski begitu, setidaknya dengan temuan ini penderita rematik dapat mencoba rutin mengonsumsi ikan untuk mengurangi sakit dari gejala yang ditimbulkan, tak lupa juga untuk tetap menerapkan gaya hidup sehat.(*)
Source | : | GridHealth.ID |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar