GridHEALTH.id - Setiap hari kita memang dianjurkan untuk makan makanan yang bergizi seimbang.
Sayangnya tidak semua orang bisa melakukan hal tersebut, bahkan beberapa dari mereka hanya mampu makan dengan nasi dan garam saja.
Seperti yang dialami bocah bernama Alif Hidayat di Tangerang, Banten yang hanya bisa makan nasi dan garam saja karena tak punya uang.
Diketahui kisah Alif tersebut sempat viral pada tahun 2018 lalu, diwartakan ia hanya bisa makan nasi dan garam saja lantaran hidup menumpang bersama neneknya yang hidap serba kekurangan.
Walaupun hidup dengan keterbatasan dan hanya makan nasi dan garam saja Alif masih hidup ceria.
Baca Juga: Makanan Rakyat Murah Meriah, Cuma Makan Nasi Sama Tempe, Lihat Perubahan yang Terjadi Pada Tubuh
Tapi percaya tau tidak, makan nasi dan garam saja ternyata bisa menjadi nikmat terlebih nasi yang disajikan masih hangat dan pulen.
Bahkan menurut penelitian yang dipublikasikan Science Daily garam bisa membuat orang yang mengonsumsinya kecanduan.
Hal ini dikarenakan otak bisa merespon sodium yang dikonsumsi serupa dengan zat seperti nikotin yang membuat candu.
Sehingga karena pertimbangan selera, ada juga orang yang mampu makan makanan bergizi seimbang justru hanya makan nasi dan garam.
Meski garam menyediakan dua elemen penting bagi kehidupan dan kesehatan yaitu sodium dan chloride ions.
Baca Juga: Rupanya Tak Hanya UAS Yang Bercerai, Deretan Ustaz Kondang Ini Juga Alami Hal Serupa
Keduanya bermanfaat untuk; tekanan Darah, sistem saraf, metabolisme (sistem Pencernaan), hingga peran hormon dalam pengaturan sodium.
Namun satu hal yang harus diperhatikan, makan nasi dan garam saja tanpa ada lauk lainnya, ternyata bisa merugikan kesehatan apalagi jika dikonsumsi setiap hari seperti kisah bocah bernama Alif tersebut.
Berikut ini dampak buruk yang terjadi pada tubuh jika kita terlalu sering mengonsumsi nasi dan garam dikutip dari beberapa sumber.
Baca Juga: Adu Khasiat Kesehatan Kopi Vs Jahe, Minuman yang Paling Banyak Penikmatnya
Mengganggu fungsi ginjal
Diketahui, salah satu fungsi garam adalah menyeimbangkan kadar cairan dalam tubuh, dengan memberikan isyarat kepada ginjal kapan harus menahan air dan kapan harus membuang air.
Sayangnya, konsumsi garam berlebih justru dapat mengganggu proses tersebut.
Baca Juga: Keengganan Ahok Menjalin Komunikasi Dengan Veronica Tan, Akhirnya Terungkap
Akibat gangguan tersebut, ginjal akan mengurangi pengeluaran air ke dalam urin, yang dapat menyebabkan peningkatan volume darah akibat retensi air.
Sehingga memunculkan gejala seperti edema, yang ditandai dengan pembengkakan terutama di tangan, lengan, pergelangan kaki, dan kaki, yang disebabkan oleh retensi cairan.
Penurunan fungsi otak
Studi yang dipublikasikan Science Daily menemukan bahwa orang dewasa yang mengonsumsi banyak garam dalam makanan berisiko lebih dari sekadar penyakit jantung.
Sebuah studi Baycrest bahkan menunjukkan bahwa orang dewasa yang yang mengonsumsi terlalu banyak garam dan tidak berolahraga berisiko lebih besar dalam mengalami penurunan fungsi otak alias kognitif.
Tekanan darah meningkat
Garam bisa memengaruhi tekanan darah, semakin tinggi kadar natrium dalam darah, maka semakin tinggi volume darah yang dimiliki.
Tentunya kenaikan volume darah ini dapat menimbulkan peningkatan tekanan darah.
Mengonsumsi garam dalam jangka panjang juga dapat merusak dinding pembuluh darah dan meningkatkan risiko terjadinya hipertensi atau tekanan darah tinggi yang bisa memicu berbagai penyakit kardiovaskular.
Stroke dan demensia vaskular
Meningkatnya tekanan darah akibat konsumsi garam berlebih, bisa juga memicu risiko stroke dan demensia vaskular.
Demensia adalah hilangnya fungsi otak yang mempengaruhi ingatan, pemikiran, bahasa, penilaian, dan perilaku.
Demensia vaskular dapat disebabkan oleh pembuluh darah yang tersumbat di otak dan satu dari tiga orang yang mengalami stroke mengalami demensia vaskular.
Kanker Perut
Sebuah studi tahun 1996 yang dipublikasikan di International Journal of Epidemiology menemukan bahwa kematian akibat kanker perut pada pria dan wanita berkaitan erat dengan konsumsi garam berlebih.
Selain itu, asupan garam yang tinggi juga bisa berkaitan dengan sakit maag.
Meskipun masih harus ditelaah lagi, namun konsumsi garam berlebih dipercaya memiliki efek buruk pada lapisan mukosa lambung dan menyebabkan jaringan lambung menjadi tidak normal dan tidak sehat.
Baca Juga: Jin BTS Akui Dirinya Alergi Terhadap Bawang Putih, Ini Risikonya Bila Muncul
Penipisan tulang
Garam dapur dapat menyebabkan tulang kehilangan kalsium sehingga dapat membuat tulang menjadi lebih lemah.
Ekskresi kalsium berlebihan dalam urin ini dipercaya oleh beberapa ahli dapat meningkatkan risiko penipisan tulang.
Dalam jangka waktu yang lama, kehilangan kalsium yang berlebihan tersebut dapat berkaitan dengan risiko terjadinya osteoporosis, terutama pada wanita pascamenopause.
Diluar itu, makan nasi dan garam saja sebenarnya boleh saja dilakukan.
Dalam artian, makan nasi dan garam saja tanpa ada lauk lainnya bisa dilakukan asalkan tidak terlalu sering karena bisa merugikan.
Perlu diketahui makan nasi dan garam saja membuat tubuh tidak mendapatkan kecukupan gizi harian sebagaimana mestinya.
Selain itu, jika mengandalkan nasi, memang mempunyai zat gizi, tapi hanya karbohidrat yang paling menonjol.
Jika makan nasi banyak, risikonya pun tak kecil bagi kesehatan kita. Sebab nasi akan diubah menjadi gula di dalam tubuh yang juga berlebihan bisa memicu penyakit diabetes melitus tipe 2.
Jadi pastikan asupan makanan yang kita konsumsi setiap hari tidak hanya nasi dan garam saja, tapi cobalah kombinasikan dengan sayur atau lauk agar bergizi seimbang.(*)
#gridhealthid #inspiringbetterhealth
Source | : | Science Daily,Medical Daily,Harvard Health Publising,academic.oup.com,bloodpressureuk.org |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar