GridHEALTH.id - Kecanduan main game dinyatakan sebagai gangguan mental oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) sejak tahun 2018 lalu.
Meski pada dasarnya main game memang tidak seburuk yang selama ini dianggap banyak orang.
Namun apabila sudah terlanjur jadi kecanduan, inilah yang membuatnya termasuk ke dalam salah satu gangguan mental.
Para ahli menyatakan bahwa kecanduan game online bisa memicu gangguan mental atau masalah kesehatan tertentu.
Baca Juga: Penderita Gangguan Mental Bisa Brobat Gratis dengan BPJS Kesehatan, Ini Caranya
Pada orang pecandu game, penelitian menemukan adanya perubahan fungsional dan struktural dalam sistem reward saraf.
Reward saraf sendiri merupakan kelompok struktur saraf yang berkaitan dengan perasaan senang, pembelajaran, dan motivasi.
Penelitian yang dipublikasikan di Addiction Biology melakukan pemindaian magnetic resonance imaging (MRI) terhadap 78 remaja laki-laki yang berusia 10-19 tahun yang didiagnosis mengalami gangguan internet gaming, dan 73 peserta lainnya tanpa kondisi gangguan tersebut.
Para peneliti membandingkan hubungan antara 25 area yang berbeda dari otak pecandu game dengan kontrolnya.
Hasilnya, mereka menemukan adanya peningkatan koordinasi antara bagian kortek prefrontal dorsolateral dan temporoparietal junction di otak,yang diduga membatasi kontrol impuls seseorang.
Kondisi ini biasanya ditemukan pada pasien penderita skizofrenia, sindrom Down, autisme, atau orang dengan kontrol impuls yang buruk.
Perlu diketahui, Badan Kesehatan Dunia (WHO) kini menggolongkan kecanduan main game sebagai gangguan mental.
Bahkan WHO telah menerbitkan buku panduan International Classification of Diseases (ICD-11) pada tahun 2018 lalu dengan memasukkan kecanduan main game sebagai salah satu kategori gangguan mental baru, yakni gaming disorder (GD).
Gaming disorder dimasukkan di bawah kategori besar “Gangguan mental, perilaku, dan perkembangan saraf”, khususnya di bawah subkategori “Gangguan penyalahgunaan zat atau perilaku adiktif.”
Gaming disorder merupakan kecanduan main game yang ditandai dengan ketidakmampuan diri untuk mengendalikan hasrat bermain.
Sehingga susah dan/atau tidak mampu untuk menghentikan perilaku tersebut terlepas dari segala upaya yang dilakukan untuk menghentikannya.
Tanda dan gejala dari kecanduan game ini adalah Selalu menghabiskan waktu yang lama untuk bermain, bahkan durasinya makin meningkat dari hari ke hari.
Merasa mudah marah dan tersinggung saat dilarang atau diminta berhenti bermain game.
Selalu berpikir tentang game tersebut ketika sedang mengerjakan aktivitas lainnya.
Hilangnya kendali diri ini membuat pecandu game cenderung menomorsatukan gaming dalam hidupnya sehingga akan melakukan berbagai cara untuk dapat menuntaskan hasrat akan candunya, tak peduli atas konsekuensi dan risikonya.
Jadi jika itu yang terjadi pada diri sendiri atau orang disekitar, "fix" gangguan mental.(*)
View this post on InstagramSalam sehat. Di era digital ini penggunaan gadget tidak lepas dari kehidupan manusia. Tak terkecuali anak kecil sekalipun, dimana mereka lebih sering memilih bermain ponsel pintar dibandingkan beraktivitas secara fisik bersama temannya. Tentu saja hal ini bukanlah hal baik, sebab bisa berisiko pada kesehatan, salah satunya adalah pada penglihatan mereka. Menurut American Academy of Pediatrics, menatap layar gadget terlalu lama dapat menyebabkan beberapa gejala iritasi mata. Diantaranya seperti mata lelah, penglihatan kabur, dan mata kering yang bila terus dibiarkan akan berakibat fatal. Baca selengkapnya di health.grid.id atau klik link di bio #gridhealthid #inspiringbetterhealth #gadget #iritasimata #mata #iritasi #smartphone #anak #penyakit #musimkemarau #jakarta #indonesia #bermain #aktivitas #kesehatan #gridnetwork #gridnetworkjuara
#gridhealthid #inspiringbetterhealth
Source | : | who.int,wiley online library |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar