Level cairan ketuban yang tidak sama dapat memengaruhi si kembar. Kembar yang kekurangan suplai darah akan menghasilkan terlalu sedikit cairan ketuban - suatu kondisi yang disebut oligohidramnion.
Kondisi ini membatasi pergerakan dan ukuran kandung kemih mereka, di antara konsekuensi lainnya. Suplai darah yang lebih besar dari normal akan menghasilkan kelebihan cairan ketuban (polihidramnion), kandung kemih membesar dan kemungkinan hidrops (gagal jantung).
Cord entanglement or compression
Sulit mendapatkan padanan kata yang pas dalam bhasda Indonesia untuk hal ini.
Kompresi tali pusat merupakan risiko bagi semua kembar monokorionik-monoamniotik yang berbagi ruang yang sama dalam kantung amnion tunggal.
Baca Juga: Indonesia dan Dunia Masih Hadapi Masalah Gizi, dari Balita Hingga Dewasa
Tali pusar adalah jalur kehidupan bagi darah dan nutrisi untuk semua janin. Seperti selang taman, jika kabelnya rata atau menekuk, jalur suplai bisa rusak atau terputus, berdampak pada perkembangan janin dan meningkatkan risiko kematian.
Urutan TTTS dan TRAP
Dua kondisi yang disebut urutan TTTS dan TRAP dapat berkembang dalam keadaan langka. Kondisi-kondisi ini, yang disebabkan oleh ketidaksetaraan dalam suplai darah, memiliki implikasi serius bagi janin dan membutuhkan perawatan yang sangat khusus.
Jika TTTS tidak terdeteksi dan diobati, kemungkinan akan menyebabkan kehilangan kedua bayi.
Baca Juga: Sakit Lutut tidak Hanya Menyakitkan, Ternyata Hal Sepele Ini Penyebabnya, Wanita Lebih Berisiko
Dalam urutan TRAP, satu kembar tidak akan bertahan hidup karena tidak memiliki struktur jantung dan otak yang berkembang. Tingkat kelangsungan hidup untuk kembar sehat adalah 25 hingga 50 persen ketika urutan TRAP tidak terdeteksi dan diobati.(*)
#berantasstunting
Source | : | Children’s Wisconsin,genome.gov |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar