GridHEALTH.id – Bayi monochorionic twins tidak seperti bayi kembar pada umumnya.
Umumnya bayi kembar di dalam Rahim satu plasenta untuk satu bayi.
Pada bayi monochorionic twins, satu plasenta untuk dua bayi.
Baca Juga: Siasat Supaya Tidak Kena Prank Alat Testpack, Sudah Happy Karena Terbaca Hamil Tak Tahunya Zonk!
Karenanya pada bayi monochorionic twins komplikasi kadang-kadang dapat terjadi.
Ketika dua janin berbagi satu plasenta, melansir genome.gov, tali pusat mereka dapat tertanam di mana saja - tidak ada pola yang dapat diprediksi - dan tergantung di mana mereka menanam.
Sehingga salah satu bayi sejak di dalam Rahim bisa mendapatkan lebih sedikit 'bagian' dari plasenta dibandingkan dengan kembarannya, sehingga menghasilkan lebih sedikit aliran darah dan nutrisi untuk satu janin, dengan lebih banyak janin lainnya (berbagi plasenta yang tidak merata).
Akibatnya, meskipun kembar identik biasanya berbagi materi genetik yang sama, mereka sebenarnya dapat tumbuh secara berbeda.
Untuk diketahui, melansir Children’s Wisconsin - chw.org, monochorionic twins ini terjadi pada sekitar 70 persen kehamilan dengan kembar identik.
monochorionic twins sendiri ada tiga jenis:
1. Kembar monochorionic-monoamniotik. Ini adalah kembar identik yang berbagi baik plasenta dan kantung ketuban.
2. Kembar monokorionik-diamniotik. Ini adalah kembar identik yang berbagi plasenta tetapi bukan kantung ketuban.
3. Kembar dikorionik masing-masing memiliki plasenta dan kantung ketuban mereka sendiri.
Ini terjadi pada sekitar 30 persen kehamilan kembar identik. Semua kembar fraternal (tidak identik) juga adalah kembar dikorionik.
Adapun masalah yang dapat memengaruhi kesehatan kembar monokorionik antaralain;
* Perbedaan berat lahir
* Masalah cairan ketuban
* Terjeratan atau kompresi tali pusat
* Sindrom transfusi kembar-kembar alias Twin-twin transfusion syndrome (TTTS)
* Arteri kembar terbalik alias Twin reversed arterial perfusion sequnce (TRAP)
* Risiko cacat lahir.
Karena itu jika menemukan monochorionic twins pada pasiennya, dokter akan khawatir dan menjadikannya pasien special.
Kekhawatirn ini beralasan karena risiko monochorionic twins untuk mengalami hal berikut ini cukup tinggi.
Berat badan lahir rendah
Masalah berat lahir adalah faktor untuk hampir semua kembar monokorionik.
Semua bayi kembar 10 kali lebih mungkin memiliki berat lahir lebih rendah daripada bayi dari kehamilan tunggal.
Untuk kembar monokorionik, risiko berat badan lahir rendah empat kali lebih tinggi daripada kehamilan di mana setiap janin memiliki plasenta sendiri.
Ketidaksetaraan berat badan antara si kembar
Ketimpangan berat badan juga bisa menjadi perhatian. Perbedaan yang signifikan dalam berat bayi lebih sering terjadi pada kembar monokorionik.
Ketika tidak ada nutrisi yang cukup untuk satu atau kedua janin untuk berkembang pada tingkat yang normal, pembatasan pertumbuhan intrauterin (IUGR) dapat terjadi.
Baca Juga: Terlalu Fokus Main Game PUBG, Pria Ini Meregang Nyawa Seketika Akibat Hal Ini
Perbedaan tingkat cairan ketuban
Level cairan ketuban yang tidak sama dapat memengaruhi si kembar. Kembar yang kekurangan suplai darah akan menghasilkan terlalu sedikit cairan ketuban - suatu kondisi yang disebut oligohidramnion.
Kondisi ini membatasi pergerakan dan ukuran kandung kemih mereka, di antara konsekuensi lainnya. Suplai darah yang lebih besar dari normal akan menghasilkan kelebihan cairan ketuban (polihidramnion), kandung kemih membesar dan kemungkinan hidrops (gagal jantung).
Cord entanglement or compression
Sulit mendapatkan padanan kata yang pas dalam bhasda Indonesia untuk hal ini.
Kompresi tali pusat merupakan risiko bagi semua kembar monokorionik-monoamniotik yang berbagi ruang yang sama dalam kantung amnion tunggal.
Baca Juga: Indonesia dan Dunia Masih Hadapi Masalah Gizi, dari Balita Hingga Dewasa
Tali pusar adalah jalur kehidupan bagi darah dan nutrisi untuk semua janin. Seperti selang taman, jika kabelnya rata atau menekuk, jalur suplai bisa rusak atau terputus, berdampak pada perkembangan janin dan meningkatkan risiko kematian.
Urutan TTTS dan TRAP
Dua kondisi yang disebut urutan TTTS dan TRAP dapat berkembang dalam keadaan langka. Kondisi-kondisi ini, yang disebabkan oleh ketidaksetaraan dalam suplai darah, memiliki implikasi serius bagi janin dan membutuhkan perawatan yang sangat khusus.
Jika TTTS tidak terdeteksi dan diobati, kemungkinan akan menyebabkan kehilangan kedua bayi.
Baca Juga: Sakit Lutut tidak Hanya Menyakitkan, Ternyata Hal Sepele Ini Penyebabnya, Wanita Lebih Berisiko
Dalam urutan TRAP, satu kembar tidak akan bertahan hidup karena tidak memiliki struktur jantung dan otak yang berkembang. Tingkat kelangsungan hidup untuk kembar sehat adalah 25 hingga 50 persen ketika urutan TRAP tidak terdeteksi dan diobati.(*)
#berantasstunting
Source | : | Children’s Wisconsin,genome.gov |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar