GridHEALTH.id - Banjir mengawali musim hujan di beberapa wilayah Indonesia.
Pada musim hujan dan banjir ini sebaiknya kita mulai mewaspadai risiko terjadinya leptospirosis alias penyakit yang berasal dari urine hewan, terutama pada anak.
Mengingat air banjir tentunya sudah terkontaminasi berbagai kotoran termasuk bakteri dan urine berbagai hewan termasuk tikus penyebab penyakit leptospirosis.
Diketahui leptospirosis sendiri merupakan suatu penyakit zoonosis (yang ditularkan hewan ke manusia atau sebaliknya), melalui water borne disesase (ditularkan melalui air).
Baca Juga: Berita Kesehatan Demam: Air Kelapa Muda Pereda Demam yang Minim Efek Samping
Di Indonesia, Leptospirosis paling sering terjadi melalui tikus pada saat banjir, karena pada saat banjir banyak air tergenang, sampah-sampah yang terbawa arus dan tanah yang becek yang menyebabkan bakteri Leptospira berkembang biak dengan mudah.
Leptospirosis dapat menyerang manusia melalui paparan air atau tanah yang telah terkontaminasi urine hewan pembawa bakteri leptospira.
Baca Juga: Dalam 20 Menit hingga 15 Tahun Setelah Berhenti Merokok, Inilah yang Akan Terjadi pada Tubuh
Biasanya gejala awal yang umum terjadi pada manusia yang terinfeksi Leptospirosis adalah nyeri otot, muntah. mata merah, dan demam.
Itulah mengapa leptospirosis sering disebut juga sebagai demam banjir.
Baca Juga: Jari Kaki Bisa Mendeteksi Garis Keturunan Juga Kondisi Kesehatan Seseorang
Parahnya, gejala leptospirosis juga bisa mirip seperti selesma, sehingga terkadang menyulitkan untuk didiagnosa.
Bahkan jika tidak tertangani dengan baik Leptospirosis dapat menjadi parah dan memicu syndrome weill yang ditandai jaundis, disfungsi ginjal, nekrosis hati, sampai disfungsi paru-paru yang tentunya sangat berbahaya bagi kesehatan.
Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), ada kemungkinan yang paling serinng membuat seseorang terkontaminasi leptospirosis.
Yakni, orang itu minum atau kontak dengan air atau tanah yang telah terkontaminasi urine atau cairan tubuh binatang yang terinfeksi leptospirosis.
Kontak ini bisa terjadi saat berenang, berjalan, atau sekadar bermain di air kotor saat hujan dan banjir.
Baca Juga: Banjir Januari 2020, Jumlah Korban Jiwa Capai 43 Orang, Salah Satunya Karena Hipotermia
Oleh karena itu, saat musim banjir ini sebisa mungkin hindari kontak dengan air banjir atau hewan liar seperti tikus yang diketahui sebagai pemicu.
Namun jika kita atau anak mengalami gejala demam banjir seperti disebutkan diatas sebaiknya segera periksakan ke dokter terkait agar mendapatkan penanganan yang tepat.(*)
#berantasstunting
Source | : | WebMD,CDC,Gridhealth.id |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar