GridHEALTH.id - Minuman berenergi memang bisa membantu stamina saat kelelahan usai bekerja maupun berolahraga.
Tapi tahukah dibalik sensasi menyegarkannya itu, minuman berenergi justru membuat lemah atau loyo yang mengonsumsinya.
Hal ini dikarenakan kandungan kafein dalam minuman berenergi ternyata berfungsi hanya sebagai doping saja.
Ketika efeknya hilang, tubuh justru akan terasa lemah dan loyo setelahnya.
Bahkan menurut dokter ahli reumatologi, dr Rula Hajj-Ali, MD, mengatakan bahwa keseringan minum minuman berenergi bisa memicu penyakit kronis nan mematikan seperti stroke.
“Minuman berenergi mengandung kafein dan terkadang stimulan lainnya. Kami menemukan bahwa beberapa orang yang datang ke rumah sakit mengaku stroke atau pendarahan otak yang parah,” papar dr Rula.
Menurutnya hal itu dikarenakan mereka yang telah minum minuman berenergi biasanya terkena reversible cerebral vasoconstriction syndrome (RCVS).
RCVS sendiri merupakan kondisi langka yang terjadi sebagai akibat dari penyempitan pembuluh darah yang memasok darah ke otak.
Baca Juga: Berantas Stunting: LIPI Kembangkan Rumput Laut Sebagai Makanan Pencegah Stunting
Gejala utama RCVS diantaranya sakit kepala mendadak, parah, dan melumpuhkan saraf kepala yang biasa disebut dengan thunderlap headache.
Gejala lain dapat termasuk kesemutan dan mati rasa di berbagai bagian tubuh, serta kejang.
Baca Juga: Berita Kesehatan Diabetes: Waspada, Ini 4 Serangan Awal Diabetes yang Sering Diabaikan
Terlebih lagi sebuah riset yang dilansir dari Clevelan Clinic menyatakan bahwa mengonsumsi minuman berenergi di usia muda dapat menyebabkan jantung berdebar hingga keracunan kafein.
Parahnya, minuman berenergi juga dapat membuat kerusakan pada jaringan otak.
Beberapa orang mensugesti diri bahwa minuman berenergi dapat membuat kita tetap terjaga, tidak merasa lelah atau mengantuk, dan tetap bersemangat, tapi tidak meningkatkan daya pikir apalagi pada usia muda.
Baca Juga: Pelatih Bologna FC Curhat Perjuangannya Melawan Leukemia, Inilah Gejalanya
"Sayangnya, minuman berenergi dipasarkan terutama untuk remaja, bahkan di media sosial," katanya.
"Kita harus mendidik anak-anak dan pihak sekolah tentang bahaya mengonsumsi minuman berenergi," pungkasnyanya.
Baca Juga: Berita Kesehatan Demam: Obat Ibuprofen Lebih Ampuh Atasi Demam Pada Anak Ketimbang Paracetamol
Meski begitu bukan berarti kita dilarang mengonsumsi minuman berenergi.
Akan tetapi jika kita merasa lelah atau kurang berenergi, akan lebih baik dan bijak bila kita istirahat yang cukup, cukup minum air putih dan mengonsumsi gizi yang baik.(*)
#berantasstunting
Source | : | Cleveland Clinic |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar