GridHEALTH.id - Kasus panyalahgunaan narkoba yang menyeret nama pengusaha muda sekaligus sosialita Medina Zein menjadi berita yang terus diperbincangkan.
Berkaitan dengan kasusnya ini, Medina sempat mengakui jika dirinya menderita penyakit mental bipolar, yakni gangguan yang menyerang psikis seseorang dengan ditandai perubahan suasana hati yang ekstrem. Hal tersebut juga dikonfirmasi langsung oleh sang ibu, Tien Wartini.
Namun rupanya tidak hanya bipolar, sang ibu membeberkan penyakit mental lainnya yang dialami Medina. Tien mengaku jika putrinya diduga juga menderita postpartum depression (PD) atau depresi yang terjadi pasca melahirkan.
Kecurigaan Tien jika putrinya mengidap PD disadari saat Medina takut menggendong bayinya. Tien bercerita kala itu ia sedang menggendong cucunya, lalu akan menyerahkan sang cucu dalam gendongan Medina. Tak disangka, Medina menolak dengan alasan takut.
"Kenapa saya mencurigai postpartum blues, karena dia (Medina) takut gendong bayi. Waktu itu saya bilang 'Teh ini dedeknya,'" ujar Tien Wartini saat ditemui di kawasan Lebak Bulus, Jakarta Selatan pada Minggu (5/1).
Baca Juga: Agar Efektivitas Lebih Maksimal Peneliti Kembangkan Pil KB yang Cukup Diminum Satu Bulan Sekali
"Tapi Medi (Medina) bilang takut, 'Enggak bu, takut bu, kayaknya enggak bisa deh pegang bayi.' Ibu kaget lalu tanya takut kenapa, tapi dia bilang pokoknya takut saja."
Sontak sikap Medina membuat Tien cukup kaget. Apalagi, ini bukan kali pertama sang putri memiliki anak.
Sebelumnya, Medina juga sudah memiliki buah hati dari pernikahan sebelumnya dan sama sekali tidak memperlihatkan gejala-gejala PD.
"Dia pernah punya anak juga kan dari suaminya yang pertama. Makanya wah ini bukan anak pertama kenapa mesti takut," kata Tien. "Ya ada perasaan ke sana cuma keburu Medina sibuk."
Lantaran melihat kejanggalan terhadap sifat sang putri, Tien pun berniat mengajak Medina untuk berobat ke dokter. Namun niatan tersebut masih belum dapat direalisasikan lantaran kesibukan Medi selama ini.
Tien yang kebetulan juga berprofesi sebagai seorang bidan menjelaskan kondisi PD yang dialami putrinya. Menurutnya, gejala ini timbul lantaran sang ibu dalam kondisi belum siap untuk merawat bayinya.
"Postpartum blues adalah dimana psikis ibu belum siap. Sakit psikis dimana dia belum siap ke lingkungan, dia sudah langsung rutinitas kerja sedangkan bayi masih perlu perawatan, akhirnya dia tidak toleransi ke bayi itu sendiri."
Jika dibiarkan, PD dapat membahayakan kesehatan mental sang ibu dan memunculkan pikiran negatif seperti melakukan hal-hal yang tidak wajar hingga keinginan menyakiti diri sendiri dan bayi sendiri.
Kita dapat mencegah atau setidaknya mengurangi dampak PD dengan melakukan hal-hal berikut seperti dikutip dari www.cigna.co.id;
1. Olahraga sebelum dan sesudah melahirkan
Olahraga dapat meningkatkan produksi hormon serotonin dalam darah yang membantu menjaga mood dan menurunkan tingkat stres.
Kita dapat mencoba olahraga yang cocok untuk ibu hamil dan baru melahirkan, seperti berenang dan yoga. Konsultasikan dengan dokter untuk mengetahui jenis aktivitas fisik yang tepat Anda lakukan.
2. Tingkatkan mood dengan media hiburan
Masa bersalin dan pasca melahirkan merupakan saat yang dianggap berat bagi pasangan yang baru pertama memiliki bayi.
Sebagai usaha meningkatkan kesehatan mental dan menjaga mood, tidak ada salahnya memperbanyak konsumsi media hiburan yang dapat meringankan pikiran dan memancing gelak tawa.
Baca Juga: Satu Lagi Manfaat Kopi Menurut Studi, Bisa Mencegah Obesitas
3. Biasakan mengutarakan perasaan
Jika belum terbiasa berbagi kondisi kepada pasangan atau orang terdekat, maka momen ini saat tepat mulai melakukannya.
Salah satu penyebab seorang ibu mengalami stres pasca melahirkan adalah tidak jujur mengutarakan keresahannya kepada orang terdekat.
Sebaiknya berbagi cerita pada pasangan atau orang yang dianggap sangat dekat untuk meringankan beban pikiran.
Kita juga dapat lebih sering bersosialisasi dengan teman, rekan kerja, atau saudara yang sudah punya anak dan lebih berpengalaman untuk konsultasi.
Baca Juga: Berantas Stunting: Dampak Jangka Pendek dan Jangka Panjang Anak Pendek Sama-sama Mengkhawatirkan
4. Tidur yang cukup
Setelah bayi lahir, hampir dapat dipastikan jumlah jam tidur si ibu berkurang karena harus selalu sigap memenuhi kebutuhan bayi kapanpun.
Untuk menyiasati jam tidur, istirahatlah di saat yang sama saat bayi juga tertidur. Pada minggu-minggu pertama, tidak ada salahnya meminta bantuan orangtua atau keluarga untuk bergantian membantu menjaga sang bayi agar si ibu mendapat istirahat cukup. (*)
#berantasstunting
Source | : | nakita.id,Tabloid Nakita,Pregnancy Corner,wowkeren.com |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar