GridHEALTH.id - Setelah kosong selama delapan tahun, aktris Mona Ratuliu dikabarkan hamil anak keempat saat dirinya berusia 37 tahun.
Baca Juga: Siasat Tepat Memberikan Gadget Pada Anak Supaya Bisa Bermanfaat Ala Mona Ratuliu
Kabar membahagiakan tersebut ia bagikan melalui sebuah video di channel YouTubenya dan unggahan di media sosial Instagram @monaratuliu.
Mona mengungkap, jika usia kehamilannya saat ini sudah memasuki bulan ketiga.
"Hamil trismester pertama tuh, makan nggak enak, nggak makan mual. Duduk lemes, tiduran bosen. Satu-satunya hiburan cuma senyumnya suami yang membesarkan hati. Salam hormat buat para suami2 siaga," tulisnya.
Hamil di usia yang sudah tidak muda memang memungkinkan. Namun, yang harus dipahami adalah meningkatnya risiko hamil di usia yang tidak muda lagi.
Selama hamil terjadi peningkatan volume darah untuk memenuhi kebutuhan ibu dan janin sehingga mengakibatkan peningkatan detak jantung dalam mendistribusikan volume darah sesuai dengan kebutuhan. Untuk perempuan yang hamil di usia rawan, detak jantung lebih cepat berisiko menimbulkan komplikasi.
Baca Juga: Berita Kesehatan Diabetes: Tubuh Kurus Akibat Diabetes, Ternyata Ini Penyebabnya
Hal itu diterangkan lebih lanjut oleh Dr. Robert Stillman, MD, direktur medis dari Shady Grove Fertility Center, salah satu klinik kesuburan terbesar, dengan 15 kantor di wilayah Washington, DC.
Ia mengatakan perempuan yang hamil di usia lebih dari 35 tahun bisa mengalami komplikasi preeklamsia, yakni komplikasi kehamilan yang ditandai dengan tekanan darah tinggi dan tanda-tanda kerusakan organ, misalnya ginjal.
Baca Juga: Radang Tenggorokan Tak Kunjung Sembuh Bisa Jadi Awal Penyakit Jantung
Dr. Stillman dalam Health magazine pada Juli 2015 lalu mengatakan masalah tersebut bisa muncul ketika usia kehamilan masuk trimester ketiga.
Insiden preeklampsia bisa terjadi pada semua ibu hamil, namun pada perempuan yang hamil di usia lebih dari 40 tahun, risiko terserang preeklamsia bisa mencapai 5 sampai 10%, dan jika sudah lebih dari 50 tahun risikonya menjadi 35%.
Untuk menghindarkan diri dari risiko-risiko tersebut, perempuan yang hamil di usia rawan disarankan melakukan konsultasi kehamilan pada dokter spesialis, bukan bidan atau dokter umum.
Sebaiknya periksakan kehamilan ke dokter secara rutin, minimal 3 kali. Hal ini bertujuan untuk mengetahui kondisi ibu dan janin serta untuk mencegah atau mengurangi risiko penyakit saat hamil.
Ibu hamil memerlukan banyak zat gizi yang diperlukan untuk dirinya dan janin. Memakan banyak makanan yang bervariasi membantu ibu hamil untuk memenuhi kebutuhan zat gizi yang diperlukan tubuh.
Baca Juga: Asam Lambung Sering Kumat Coba Konsumsi 4 Jenis Buah-buahan Ini
Sebaiknya makan lebih sering dalam porsi kecil. Kita bisa mendapatkan karbohidrat dari nasi, jagung, kentang, dan roti; sumber lemak baik dari ikan, alpukat, sayuran hijau, dan minyak nabati; sumber protein dari daging, ayam, ikan, tahu, tempe; serta sumber vitamin dan mineral dari sayuran dan buah-buahan.
Konsultasikan dengan dokter, berapa kenaikan berat badan yang harus dicapai. Semakin banyak berat badan yang dimiliki sebelum hamil, semakin kecil kenaikan berat badan yang harus dicapai ketika hamil.
Sebaliknya, semakin sedikit berat badan yang dimiliki sebelum hamil, semakin banyak berat badan yang harus ditambah selama kehamilan.
Baca Juga: Jangan Suka Berlama-lama di Kantor, Bahaya Hipertensi Mengintai
Kenaikan berat badan yang cukup selama kehamilan dapat mengurangi risiko ibu hamil terkena penyakit diabetes gestasional dan hipertensi gestasional.
Terakhir, proses persalinan sebaiknya dilakukan di rumah sakit yang memiliki fasilitas standar, lengkap dengan sarana prasarana yang memungkinkan untuk berjaga-jaga jika terjadi suatu kelainan pada proses persalinan. (*)
#berantasstunting
Source | : | Nakita.id,yahoo.com |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar