Disebutkan Abdillah, setelah diawasi di Amerika, usaha ekspansi Juul menyoroti tiga negara Asia dengan angka perokok yang tinggi yakni Korea Selatan, Indonesia dan Filipina.
Baca Juga: Jumlah Penderita Meningkat, Gejala Kanker Tiroid Ini Jangan Diabaikan
“Apalagi di Indonesia, 60% laki-laki merokok, mereka sudah biasa dengan budaya merokok. Sehingga, produk Juul lebih bisa diterima di Indonesia,” ujar Abdillah.
Perusahaan rokok dalam negeri hingga saat ini belum memiliki produk rokok elektrik, sehingga, lanjutnya, yang perlu diwaspadai adalah perkembangan dari dua pemain besar itu sendiri.
“Perwakilan Juul di Singapura menyebutkan sebelum mereka masuk ke suatu negara, mereka akan mengamatinya dengan sangat baik. Bahkan terlihat bahwa mereka menyiapkan lanskap karena banyaknya perokok di Asia sebagai prioritas utama,”jelasnya.
“Mereka datang dengan campaign Juul lebih aman itu by design untuk ekspansi pasar. Orang yang income tinggi, tentu ingin produk yang lebih aman itu yang disasar,” lanjutnya.
“Jadi sepertinya kita memang mau diterkam oleh pemain global (industri vape) ini. Sehingga kami menyarankan kepada pemerintah untuk segera membuat larangan peredaran rokok elektrik. Lebih baik mencegah daripada mengobati,” pungkasnya.
Baca Juga: 3 Gaya Hidup Aktif Ini Bisa Jadi Olahraga Untuk Turun Berat Badan
Penting diketahui, sama halnya dengan rokok tembakau biasa, vape mengandung zat nikotin di dalamnya.
Kandungan nikotin tersebut tentunya sudah dikenal dapat menyebabkan beberapa gangguan, terutama dari sisi kesehatan. (*)
#berantasstunting
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar