GridHEALTH.id - Menjadi alternatif untuk merokok, vape atau rokok elektronik disebut-sebut lebih aman ketimbang rokok tembakau biasa.
Baca Juga: Lagi, Korban Vape Seorang Gadis Berusia 19 Tahun, Paru-paru Rusak dan Bolong!
Faktanya bahaya rokok elektrik ini ternyata belum tentu lebih ringan daripada rokok biasa.
Tetapi rupanya masyarakat tak kapok jua, buktinya Indonesia malah mau diserbu industri vape.
Hal ini terlihat saat wakil Kepala Pusat Ekonomi dan Bisnis Syariah Universitas Indonesia (UI) Abdillah Ahsan berkata ada dua pemain besar dalam industri rokok elektronik atau vape di Indonesia adalah perusahaan global seperti Altria Group dan Phillip Morris International.
Phillip Morris International diketahui hadir dengan merk dagang IQOS dan Altria Group memasuki pasar Indonesia dengan brand Juul yang merupakan pionir untuk produk vape yang kini mendunia.
Baca Juga: Daun Ketumbar Segar Terbukti Bersihkan Pankreas, Lever dan Ginjal
“Bisnis rokok elektrik Juul di Amerika, penjualannya meroket. Kemudian FDA, BPOM-nya Amerika, mencermati Juul dengan ketat sehingga tidak ada kios Juul di Amerika, tapi ada kios Juul di Indonesia,” ujar Abdillah di Gedung Kemenkes, Jakarta Selatan pada Rabu (15/1/2020) seperti dikutip dari Bisnis Indonesia.
Disebutkan Abdillah, setelah diawasi di Amerika, usaha ekspansi Juul menyoroti tiga negara Asia dengan angka perokok yang tinggi yakni Korea Selatan, Indonesia dan Filipina.
Baca Juga: Jumlah Penderita Meningkat, Gejala Kanker Tiroid Ini Jangan Diabaikan
“Apalagi di Indonesia, 60% laki-laki merokok, mereka sudah biasa dengan budaya merokok. Sehingga, produk Juul lebih bisa diterima di Indonesia,” ujar Abdillah.
Perusahaan rokok dalam negeri hingga saat ini belum memiliki produk rokok elektrik, sehingga, lanjutnya, yang perlu diwaspadai adalah perkembangan dari dua pemain besar itu sendiri.
“Perwakilan Juul di Singapura menyebutkan sebelum mereka masuk ke suatu negara, mereka akan mengamatinya dengan sangat baik. Bahkan terlihat bahwa mereka menyiapkan lanskap karena banyaknya perokok di Asia sebagai prioritas utama,”jelasnya.
“Mereka datang dengan campaign Juul lebih aman itu by design untuk ekspansi pasar. Orang yang income tinggi, tentu ingin produk yang lebih aman itu yang disasar,” lanjutnya.
“Jadi sepertinya kita memang mau diterkam oleh pemain global (industri vape) ini. Sehingga kami menyarankan kepada pemerintah untuk segera membuat larangan peredaran rokok elektrik. Lebih baik mencegah daripada mengobati,” pungkasnya.
Baca Juga: 3 Gaya Hidup Aktif Ini Bisa Jadi Olahraga Untuk Turun Berat Badan
Penting diketahui, sama halnya dengan rokok tembakau biasa, vape mengandung zat nikotin di dalamnya.
Kandungan nikotin tersebut tentunya sudah dikenal dapat menyebabkan beberapa gangguan, terutama dari sisi kesehatan. (*)
#berantasstunting
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar