GridHEALTH.id - Nama Rey Utami rupanya terus menjadi sorotan publik.
Menjadi salah satu tersangka kasus 'ikan asin' bersama sang suami, Pablo Benua dan Galih Ginanjar, kini Rey Utami terhitung suah 6 bulan mendekam di balik dinginnya sel tahanan.
Meski demikian, kini Rey Utami terlihat makin cantik bahkan mengubah penampilannya dengan berjilbab.
Sayangnya, kemarin pada Senin (20/1/2020) usai menjalani sidang terkait kasus yang menjeratnya, Rey Utami malah menyatakan bahwa dirinya mengalami insiden mengerikan.
Rey Utami mengaku pembuluh darah di mata kirinya pecah akibat terlalu sering menangis ingin bertemu sang anak.
“Setelah kemarin ketemu di sini itu Rey enggak abis-abis nangis, sampai pembuluh darah di matanya pecah,” ucapnya, dikutip dari Kompas.com.
Seperti diketahui, selama mendekam di penjara, Rey Utami memang dipisahkan dengan sang anak yang masih berusia balita.
Hal inilah yang membuat Rey Utami merasa stres dan menangis terus menerus.
Akibatnya, mata Rey Utami mengalami sedikit pembengkakan dan berwarna kebiruan.
Baca Juga: 3 Tanda Masa Subur Wanita, Dimana Peluang Hamil Sangat Besar
Pembuluh darah di mata pecah dikenal juga dengan sebutan pendarahan subkonjungtiva yang terjadi ketika pembuluh darah kecil pecah tepat di bawah permukaan mata yang jelas (konjungtiva).
Konjungtiva tidak dapat menyerap darah dengan sangat cepat, sehingga darah terperangkap.
Tanda yang paling jelas dari pendarahan subkonjungtiva adalah bercak merah terang pada putih (sklera) mata, gatal di permukaan mata, mata berair terus menerus.
Lantas benarkah menanis terus menerus dapat menyebabkan pembuluh di mata pecah?
Penyebab pendarahan subkonjungtiva tidak selalu diketahui, namun berbagai tindkaan seperti bersin dan batuk hebat, mengejan, atau muntah dapat menyebabkan pembuluh darah di mata pecah.
Namun tak ada temuan menyatakan bahwa pendarahan pembuluh darah di mata ini disebabkan akibat menangis terus menerus.
Baca Juga: Melalui Video Puisi Menyentuh, Andien Aisyah Umumkan Kehamilan Kedua
Seorang dokter sekaligus penulis, Melissa Conrad Stöppler, MD menyebutkan bahwa bukan menangis yang menyebabkan pembuluh darah di mata pecah, melainkan efek trauma, tekanan darah tinggi, bahkan stres atau depersi yang memengaruhinya.
Rey Utami pun menyadari bahwa dirinya mengalami stres dan depresi akibat tak bisa bertemu dengan sang buah hati selama di penjara.
"Karena tegang, stress, jadinya pecah dan bikin biru bengkak," ucapnya.
Walu terlihat mengerikan seperti itu, rupanya pendarahan subkonjungtiva biasanya merupakan kondisi tidak berbahaya yang menghilang dalam waktu sekitar dua minggu.
Dokter yang memeriksa Rey Utami juga menyebut bahwa pendarahan tersebut bisa sembuh sekitar 21 hari.
Meski demikian, tampaknya Rey Utami belum kapok dengan kondisi yang menimpanya.
Hingga persidangan kemarin, istri Pablo Benua ini masih berani menggunakan lensa kontak (softlens).
Padahal dari laman InSight Vision Center, lensa kontak mengurangi jumlah air mata yang masuk ke kornea karena ia menyerap sebagian besar air mata kita agar tetap lembut.
Baca Juga: Berita Kesehatan Flu: Sering Dijadikan Lalapan, Daun Satu Ini Ampuh Jadi Obat Flu Alami
Selain itu, efek samping sering menggunakan lensa kontak atau soft lens yaitu terhambatnya oksigen ke dalam mata, iritasi mata, mata merah, abrasi kornea, refleks kornea berkurang, ulkus kornea, hingga ptosis (kelopak mata mengeluarkan air liur hingga tidak dapat membuka mata sepenuhnya).
Padahal demi kesembuhan mata Rey Utami, ada baiknya untuk tidak menyentuh bagian bola mata apalagi menggunakan lensa kontak (softlens). (*)
#berantasstunting
Source | : | Mayo Clinic,Kompas.com,insightvisioncenter |
Penulis | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Editor | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Komentar