Dari hasil penelitian tersebut tercatat para pria menderita penurunan suhu tubuh yang lebih besar dan memiliki lebih banyak tanda-tanda peradangan dalam aliran darah.
Usut punya usut, rupanya produksi hormon testosteron pada wanita dan esterogen pada wanita mengambil peran saat terserang flu.
Baca Juga: Penyembuhan Pneumonia Akibat Virus Corona, Pasien Tak Boleh Banyak Berkeringat
Sebuah penelitian dari Harvard University menyebutkan bahwa testosteron dapat berperan, karena pria dengan level tertinggi cenderung memiliki respon antibodi yang lebih rendah.
Respons antibodi yang lebih baik dapat mengurangi keparahan flu, jadi mungkin saja pria yang sudah mendapatkan vaksin influenza mendapatkan gejala yang lebih parah daripada wanita.
Testosteron cenderung menekan sistem kekebalan tubuh, sehingga cenderung lebih lama sakitnya.
Sedangkan estrogen meningkatkan sistem kekebalan tubuh, sehingga wanita biasanya merasa lebih buruk pada awal gejala flu tetapi lebih cepat pulih.
Namun, testosteron sedikit menekan sistem kekebalan tubuh, sehingga cenderung lebih lama sakitnya.
Dalam studi tersebut, tikus jantan membutuhkan waktu rata-rata 48 jam untuk pulih, sedangkan tikus betina membutuhkan waktu 24 jam.
Oleh sebab itu, kita tidak boleh menganggap remeh flu tersebut, terutama pada pria. (*)
Source | : | ncbi.nlm.nih.gov,Harvard School of Public Health |
Penulis | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Editor | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Komentar