GridHEALTH.id - Virus corona kini memang sudah menjangkit ke beberapa negara di dunia, bahkan menelan korban jiwa sekitar lebih dari 420 orang.
Bahkan berdasarkan data dari Center for Systems Science and Engineering (CSSE) di John Hopkins University menunjukkan setidaknya ada lebih dari 20.600 kasus virus corona di 27 negara di dunia.
Baca Juga: Masker Mulai Langka di China, Sampai Direbus Agar Bisa Dipakai Ulang
Berbagai pencegahan pun dilakukan, seperti rajin mencuci tangan hingga menggunakan masker.
Akibat meluasnya wabah virus corona ini pula, penjual masker di berbagai belahan dunia pun mengaku kehabisan stok untuk masyarakat daerah tersebut.
Seperti baru-baru ini terjadi, beberapa orang di Jepang rela merogoh kocek terlalu dalam hanya untuk membeli sebuah masker.
Melansir laman NHK World, masker yang disebut dengan masker high-end ini dibanderol lebih dari 120 dollar atau lebih dari Rp 150 ribu per buah.
Produksi masker high-end Jepang ini terbukti meningkat 5 kali lipat setelah wabah virus corona meluas ke berbagai negara.
Untuk membeli masker tersebut, pelanggan saat ini harus menunggu satu hingga dua minggu.
Baca Juga: Rumah Sakit Khusus Pasien Infeksi Virus Corona di Wuhan Oprasionalnya dengan Teknologi Robotik
Baca Juga: Rindu Bisa Membuat Seseorang Sakit Demam, Rey Utami Mengalaminya Saat Ini
Perusahaan pembuatnya mengatakan bahwa masker tersebut terdiri dari 8 lapis yang dibuatnya selama tujuh tahun terakhir menyaring virus, termasuk virus corona baru dan polutan udara kecil yang dikenal sebagai PM 2.5.
Masker ini diklaim memiliki fungsi efektif yang sama meski sudah dicuci selama 100 kali, bahkan juga memiliki efek penghilang bau.
Lantas benarkah masker yang bisa dicuci atau washable ini benar-benar dapat menangkal virus corona?
Seorang spesialis penyakit menular di Vanderbilt University di Tennessee, William Schaffner, MD menyebutkan bahwa sebenarnya semua masker tidak 100% dapat mencegah virus corona.
Hal ini dikarenakan virus corona dapat menular lewat mata, bahkan percikan air liur atau bersin.
Beberapa peneliti mencatat bahwa masker yang bisa dicuci atau washable mask dinilai kurang bisa mencegah polutan, debu, atau penyebaran virus.
kendati demikian, ada beberapa masker yang bisa disarankan untuk menghalau virus atau polutan, seperti makser bedah sekali pakai, atau masker N95.
Namun perlu diingat lagi, masker N95 tidak selamanya bisa digunakan semua orang di semua golongan.
Masker N95 tidak cocok digunakan anak-anak atau orang dengan gangguan paru-paru, karena membuat orang dengan kondisi tersebut mengalami kesulitan bernapas.
Berdasarkan Departmen of Health, orang dengan masalah pernapasan, emfisema, penyakit paru obstruktif kronik (COPD), asma, atau masalah kardio/paru harus berkonsultasi dengan dokter mereka sebelum menggunakannya.
Baca Juga: Flu pada Pria Jangan Dianggap Remeh, Studi: Angka Kematian Pria Akibat Virus Influenza Lebih Tinggi
Sedangkan untuk masker bedah sekali pakai terlihat tidak bisa mengangkal polutan.
Padahal masker bedah berguna dalam menyaring partikel yang relatif besar dari bahan lembab yang batuk atau bersin, dan mengurangi kemungkinan menularkan SARS ke orang lain, menurut Direktur CDC Julie Gerberding, MD.
Baca Juga: Obat Demam, Ini Aturan Pakai Obat Parasetamol, Ibuprofen dan Aspirin
Baca Juga: Manfaat Buah Tanaman Pandan, Ternyata Bisa Mengusir Gangguan Lambung
Terlepas dari itu, CDC merekomendasikan untuk rajin mencuci tangan dengan benar; hindari menyentuh mata, hidung dan mulut dengan tangan yang tidak dicuci; hindari kontak dekat dengan orang yang sakit; dan menyemprotkan disinfektan objek dan permukaan yang sering disentuh untuk mengurangi penularan virus corona. (*)
#berantasstunting
Source | : | ncbi,CDC,NHK World,John Hopkins CSSE |
Penulis | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Editor | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Komentar