GridHEALTH.id - Satu keluarga di Banyuwangi dikabarkan tewas mengenaskan setelah mengonsumsi ikan buntal hasil pancingan.
Hal itu disampaikan langsung Kapolres Banyuwangi Kombes Arman Asmara Syarifudin saat memberi keterangan pers, Rabu (11/3/2020).
Baca Juga: Cara Membuat Racikan Empon-empon yang Dipercaya Sebagai Penangkal Virus Corona
"Diduga keracunan ikan buntal hasil memancing," kata Kombes Arman dilansir dari Kompas.com.
Cerita berawal ketika Muhlis Hartono (65) mendapatkan ikan buntal tersebut dari hasilnya memancing.
Sesampainya di rumah, ikan tersebut dimasak dengan bumbu santan.
Muhlis pun menyantap hidangan ikan buntal tersebut bersama istrinya, Dewi Ambarwati (50) dan mertuanya, Siti Habsah (80).
Baca Juga: Indonesia Darurat Infeksi Virus, Total 34 Kasus Positif Covid-19 dan 104 Orang Meninggal Karena DBD
Pada hari pertama, mereka sebenarnya sudah merasakan pusing-pusing usai makan masakan ikan buntal.
Namun keesokan harinya, mereka tetap memakan ikan buntal sisa kemarin yang justru menyebabkan perutnya menjadi mual tak tertahankan.
Ketiganya kemudian dilarikan ke puskesmas terdekat untuk mendapatkan perawatan, sayangnya nyawa mereka tidak terselamatkan.
Polisi pun telah melakukan uji laboratorium terhadap sisa makanan ikan buntal itu.
"Mereka meninggal lantaran keracunan," kata Kombes Arman.
Baca Juga: Update Covid-19; Cara Penularan Virus Corona dari Jenazah yang Terinfeksi ke Manusia Hidup
Mereka pun meninggalkan seorang anak balita yang kebetulan tidak mengonsumsi ikan buntal.
Kini balita tersebut yatim piatu dan diasuh oleh kerabat yang lain.
Melihat kejadian tersebut, perlu diketahui ikan buntal memang merupakan ikan yang tak bisa di masak sembarangan.
Sebab ikan buntal termasuk ke dalam ikan yang memiliki racun mematikan.
Bahkan termasuk salah satu dari sekian banyak racun yang paling mematikan di dunia.
Baca Juga: Benarkah Jenazah Pasien Virus Corona Masih Bisa Menyebarkan Covid-19?
Baca Juga: Peneliti Temukan Obat Malaria yang Lebih Efektif Menyembuhkan Penyakit
Racun yang dimiliki ikan buntal tersebut bernama tetrodotoksin.
Menurut Center for Disease Control dan Prevention, tetrodoksin sendiri merupakan racun yang sangat kuat (toksin) yang ditemukan terutama di hati dan organ seks (gonad) dari beberapa ikan, termasuk ikan buntal.
Tetrodotoxin yang masuk ke dalam tubuh dapat mengganggu transmisi sinyal dari saraf ke otot dan menyebabkan peningkatan kelumpuhan otot-otot tubuh.
Baca Juga: Memilih Kontrasepsi Untuk Wanita Gemuk Perlu Hati-hati, Ini Alasannya
Bahkan dikutip dari Tribunnews.com, Dokter dari RSUD Pandanaran Boyolali, dr. M. Fiarry Fikaris mengatakan racun tetrodoksin yang terkandung dalam ikan buntal jauh lebih kuat dari Sianida.
Terlebih terodoksin disebut tidak memiliki zat yang bisa dijadikan sebagai penawar racunnya.
Racun ini bersifat 1.200 kali lebih beracun dari Sianida dan tidak ada zat yang mampu menjadi penawar racun ini, sehingga dia berbahaya jika dimakan," ungkapnya.
Baca Juga: Hamil 'Bayi Pelangi', Antara Gembira dan Waswas, Ini yang Perlu Dilakukan Agar Kehamilan Sehat
Baca Juga: Breaking News: Pemerintah Umumkan Satu Pasien Covid-19 di Indonesia Meninggal Dunia
Fiarry mengatakan, organ dalam pada ikan buntal menjadi bagian yang paling banyak mengandung racun tersebut.
"Ikan buntal ini mengandung racun terutama di organ dalamnya, seperti liver, ovarium, mata, maupun kulit," terangnya.
Fiarry menuturkan, racun pada ikan buntal bekerja dengan cara memblokir kanal natrium pada tubuh.
Baca Juga: Update Covid-19; Bertambah Jadi 27, Ini Kata Pakar Biologi Molekuler
Sehingga, otot-otot akan mengalami kelumpuhan yang menyebabkan orang tersebut tidak bisa bernapas.
Seseorang pun dapat tewas mengenaskan karena kehabisan napas akibat racun ini.(*)
Baca Juga: Peneliti Temukan Obat Malaria yang Lebih Efektif Menyembuhkan Penyakit
#berantasstunting
Source | : | Kompas.com,tribunnews,CDC |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar