Lebih lanjut, gejala fisik itu disebabkan oleh peningkatan aktivitas impuls saraf yang dikirim dari otak seseorang ke berbagai bagian tubuh mereka, serta pelepasan adrenalin ke dalam aliran darah seseorang ketika mereka cemas.
Hal ini senada dengan dr Andri yang menerangkan bahwa bagian sistem otak yang disebut amygala menjadi terlalu aktif bekerja sehingga tidak mampu bekerja dengan baik dalam atasi suatu isu seperti Covid-19.
Baca Juga: Dikabarkan Dapat Bertahan 3 Jam di Udara, Pakar Yakini Virus Corona Bertahan di Lingkungan Ini
"Amygdala atau pusat rasa cemas sekaligus memori kita jd terlalu aktif bekerja, akhirnya kadang dia tidak sanggup mengatasi kerja berat itu" ujarnya.
Ketika amygala bekerja secara berlebihan bisa menyebabkan ketidak seimbangan tubuh sehingga menimbulkan reaksi atau gangguan psikosomatik.
"Amygdala yg bekerja berlebihan ini juga mengaktifkan sistem saraf otonom secara berlebihan, kita jd selalu dalam kondisi FIGHT or FLIGHT atau siaga terus menerus. Ketidakseimbangan ini yg membuat gejala psikosomatik muncul sbg suatu reaksi untuk siap siaga menghadapi ancaman." tambahnya.
Baca Juga: Trump Bangga Amerika Serikat Siapkan 400 Ribu Alat Tes Virus Corona, Dunia Menanti Efektifitasnya
Source | : | Twitter,CDC,apa.org,National Social Anxiety Center,twitter.com/mbahndi |
Penulis | : | Levi Larassaty |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar