GridHEALTH.id - Demi merawat dan mengobati istrinya yang tengah sakit, Sarwanto harus rela tetap banting tulang di tengah wabah virus corona (Covid-19) yang semakin merebak di Indonesia.
Diketahui Sarwanto merupakan seorang satpam yang bekerja di salah satu kampus di ibukota.
Dilansir dari Kitabisa.com, ia harus lebih giat lagi bekerja lantaran di rumah ada istrinya, Regina yang menunggu nafkahnya agar bisa lekas pulih dari preeklamsia, salah satu komplikasi saat hamil maupun melahirkan.
Dilansir dari Mayo Clinic, preeklamsia adalah komplikasi kehamilan yang ditandai dengan tekanan darah tinggi dan tanda-tanda kerusakan pada sistem organ lain, paling sering pada hati dan ginjal.
Salah satu tanda preeklamsia yang khas ialah kenaikan tekanan darah yang melebihi 140/90 mm Hg.
Bila tidak segera ditangani dengan cepat dan tepat, preeklamsia dapat menyebabkan komplikasi serius bagi ibu.
Baca Juga: Diare , Gejala Lain Positif Virus Corona yang Perlu Diwaspadai
Komplikasi preeklamsia yang bisa terjadi seperti gagal hati atau ginjal dan masalah kardiovaskular di masa depan.
Selain itu preeklamsia juga bisa menyebabkan kondisi yang mengancam jiwa.
Regina disebut mengalami preeklamsia saat mengandung anak pertamanya tersebut.
Baca Juga: Fakta Berkumur Dengan Air Garam Atau Cuka Bisa Menyembuhkan Covid-19?
Padahal selama mengandung Regina tidak mengalami keluhan apapun, sampai akhirnya di saat usia kandungan memasuki usia 7 bulan ia tiba-tiba merasa kesakitan.
Sarwanto pun membawa istrinya ke Puskesmas untuk diperiksa.
Disana dokter merujuk Regina untuk segera melakukan prosedur operasi sesar.
Meski sadar tidak memiliki cukup biaya, namun demi keselamatan istri dan anaknya Sarwanto akhirnya menuruti anjuran dokter tersebut.
Alhasil Sarwanto diharuskan mengeluarkan biaya sebesar Rp 50 juta untuk perawatan dan pengobatan istri dan bayinya hingga mereka pulih kembali.
Baca Juga: Ibunda Jokowi Meninggal Dunia dan Fakta Kanker yang Sulit Untuk Sembuh
Namun sayang setelah melahirkan, Regina justru divonis mengidap preeklamsia yang membuat Sarwanto semakin kebingungan.
Bagaimana tidak, penghasilan Sarwanto sebagai satpam kampus tak cukup untuk membiayai istri dan anaknya tersebut.
Baca Juga: IDI Desak Indonesia Harus Lockdown, Jokowi: 'Setiap Negara Berbeda-beda'
Sementara itu, tak ada lagi harta yang bisa mereka jual atau gadaikan.
Tabungan habis, hutang demi hutang mereka lakukan, dan masih tak cukup untuk melunasi tagihan RS.
Sementara obat-obatan untuk sang istri tetap harus dibeli, agar kondisinya tak semakin buruk.
Baca Juga: Respon Dokter Kandungan pada KD di Swiss, Bambang Wuryanto; Krisdayanti Bekerja dengan Keartisannya
Walau diselimuti takut dan was-was, Pak Sarwanto ikhlas mengais nafkah setiap hari di lapangan parkir kampus.
Selalu ia ingat dalam pikirannya, istri dan bayinya yang menunggu di rumah, semakin lemah setiap harinya, agar ia bisa membawa pulang uang agar mereka bisa pulih kembali.(*)
#berantasstunting
#hadapicorona
Source | : | Mayo Clinic,Kitabisa.com |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar