GridHealth.id - Rabu (23/3/20) lalu, publik telah digemparkan dengan video yang berisi warga yang membawa jenazah PDP Covid-19 ke rumah.
Naas, dalam video amatir tersebut terlihat keluarga serta pelayat membuka dan melihat jenazah seorang perempuan yang berstatus pasien dalam pengawasan (PDP) Covid-19 di Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara.
Baca Juga: Pengakuan Ahli Dari Medan; Cairan E12 Bisa Obati Covid-19 Hanya Dalam 3 Hari dan Telah di Uji di IPB
Pada video tersebut tampak beberapa lelaki menggotong jenazah ke dalam rumah yang terletak di pinggir jalan.
Tak sedikit para pelayat yang datang dan mengikutinya ke dalam rumah.
Bahkan, pada video lain juga terlihat bahwa jenazah yang semula terbungkus rapi dengan plastik itu sudah dibuka.
Baca Juga: Seorang Pakar Jamin, Virus Corona Bakal Hilang 10 Juni 2020 Jika Indonesia Berani Lakukan Hal Ini
Parahnya lagi, para pelayat yaitu ibu-ibu terlihat mencumi jenazah, juga beberapak pelayat bapak-bapak tengah membersihkan wajahnya.
Akibatnya, baik keluarga maupun warga yang melayat secara otomatis langsung masuk kategori orang dalam pemantauan (ODP) dan wajib mengisolasi diri di rumah.
Melansir Kompas.com, Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Provinsi Sulawesi Tenggara, dr Rabiul Awal menyayangkan sikap keluarga yang tidak mematuhi prosedur pemulasaran jenazah dengan standar korban terinfeksi Covid-19, seperti yang ditetapkan World Health Organization (WHO), meski korban masih berstatus PDP.
Baca Juga: Dalam Upaya Hadapi Corona WHO Uji Coba 4 Obat Ini di 10 Negara, Indonesia tidak Ada Dalam Daftar
"Sebenarnya, dari rumah sakit sudah dibungkus plastik, tapi keluarga membuka plastik itu. Perlakuan kepada jenazah itu dengan standar Covid-19, yang memandikan pun harus memakai APD dilakukan oleh tenaga medis langsung," ujar dr Rabiul Awal.
Kejadian tersebut terjadi di RS Bahteramas Kendari. Masyita selaku Humas RS Bahteramas Kendari, mengaku pihak Rumah Sakit (RS) telah bekerja sesuai dengan standar penanganan pasien terkait kasus Covid-19.
Namun dengan tiba-tiba pihak keluarga nekat membawa pulang jenazah menggunakan mobil pribadi.
"Kita sudah informasikan keluarganya. Tapi tetap juga keluarganya nekat (ambil jenazah). Kita sudah sesuaikan dengan aturan Covid-19. Bagaimana seharusnya diperlakukan (jenazah). Kita hanya bisa berdoa mudah-mudahan negatif," kata Masyita, Rabu (25/3), seperti dikutip dari IDN Times.
Baca Juga: Relawan Percobaan Vaksin Corona Covid-19 Menceritakan apa yang Terjadi Pada Dirinya
Berdasarkan informasi yang beredar, pasien merupakan seorang wanita berusia 34 tahun. Ia dikabarkan meninggal dunia setelah menjalani perawatan medis selama tiga hari, tepatnya pada Senin (23/3) siang.
Pasien tersebut diketahui memiliki riwayat perjalanan keluar negeri, tepatnya pada pertengahan Februari 2020 lalu, ia baru saja pulang ke Indonesia setelah melaksanakan ibadah umrah.
Baca Juga: Alat Tes Cepat Produk China yang Dibeli Spanyol Gagal Deteksi Positif Virus Corona
Beberapa hari setelah tiba di Kolaka, pasien dikabarkan mengeluhkan kondisi sakit sehingga memutuskan untuk melakukan pemeriksaan ke RS Bhayangkara Kendari.
Dari hasil pemeriksaan, pasien disebutkan terpapar bronkitis pneumonia (BP).
Tak hanya itu, pasien juga melakukan pemeriksaan swab dengan mengambil sampel cairan tubuh pasien.
Namun, sampai saat ini, pihak rumah sakit masih belum mengetahui hasil pemeriksaan laboratorium dari Litbangkes di Jakarta untuk menentukan pasien positif virus corona atau tidak.
Baca Juga: Dari Cafe Hingga Pesta Pernikahan, Aparat Tak Main-Main Bubarkan Acara Kumpul-Kumpul
Melihat kejadian ini, pihak Pemerintah tak ambil diam.
Pemerintah melalui Kementrian Kesehatan (Kemenkes) RI, memberikan bantuan sebanyak 2.400 alat rapid test untuk dibagikan di Provinsi Sumatera Utara sesuai dengan skala prioritas.
Baca Juga: Akibat Rumah Sakit Penuh, Tak Semua Korban Virus Corona Tertampung, Apa yang Harus Dilakukan Pasien?
"Anjuran pusat salah satu yang diprioritaskan adalah tenaga kesehatan yang berkontak langsung dengan pasien, kemudian kontak erat pasien PDP asal Kolaka yang meninggal," kata dr Rabiul Awal, Jumat (27/3/20), seperti dikutip dari lenterasutra.com.
"mulai dari evakuasi jenazah sampai pemakaman, karena itu sudah terlanjur heboh. Termasuk juga kontak erat pengendara ojek online yang meninggal di indekosnya." tambahnya.
Baca Juga: 738 Kematian Dalam Semalam, Spanyol Ubah Arena di Madrid Jadi Kamar Mayat
Selain rapid test, Provinsi Sumatera Ultara juga menerima bantuan baju cover all set lengkap sebanyak 30 buah, baju coover all 100 buah, masker N95 sebanyak 600 buah, dan masker bedah sebanyak 1000 buah.(*)
#berantasstunting #hadapicorona
Source | : | kompas,IDN Times,lenterasutra.com |
Penulis | : | Levi Larassaty |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar