GridHEALTH.id - Berbagai informasi mengenai pencegahan virus corona (Covid-19) sudah banyak tersebar di masyarakat.
Sayang hal itu juga diiringi dengan informasi tidak valid alias hoaks.
Seperti yang terjadi di negara Iran belakangan ini dimana ribuan orang dilaporkan dalam kondisi kritis dan ratusan orang meninggal dunia akibat termakan hoaks tersebut.
Melansir dari Daily Mail pada Jumat (27/3/2020), peristiwa ini terjadi lantaran banyak warga Iran yang percaya informasi dengan minum alkohol jenis metanol bisa terhindar dari virus corona.
Alhasil hingga saat ini, dilaporkan 300 orang meninggal, dan 1.000 lainnya dalam kondisi kritis setelah menenggak metanol.
Dikutip dari chemicalsafetyfacts.org, metanol merupakan salah satu jenis alkohol yang tidak untuk diminum (non-drinking).
Baca Juga: Nekat Minum Cairan Pembersih Lantai, Wanita NTB Tak Terima Divonis 7 Tahun Penjara
Metanol biasanya digunakan untuk kebutuhan industri seperti pembuatan bahan bakar, pelarut, dan antibeku.
Cairan tak berwarna ini juga mudah menguap, mudah terbakar, dan tidak seperti etanol, beracun untuk dikonsumsi manusia.
Jika metanol tertelan atau diminum dengan jumlah sedikit saja dapat menyebabkan nyeri perut, napas pendek, muntah, kejang, tidak sadarkan diri, kebutaan, hingga kematian.
Simpang siurnya berita terkadang memang bisa menjadi malapetaka besar, seperti insiden yang terjadi di Iran ini.
Menurut laporkan kabar hoaks soal metanol bisa menangkal virus corona itu berawal dari media sosial.
Baca Juga: Keseringan Makan Ayam dan Ikan, Chacha Frederica Akui Kekurangan Zat Besi di Usia Kandunagn 7 Bulan
Dimana para warga mendengar kisah seorang guru di Inggris yang menyembuhkan diri dengan wiski yang dicampur dengan madu.
Karena itu mereka percaya minum alkohol dengan dosis tinggi diyakini bisa memusnahkan virus corona dalam tubuh mereka.
Parahnya mereka memilih untuk mengonsumsi jenis alkohol methanol ini.
Baca Juga: Ditemukan Kucing Pertama yang Positif Virus Corona di Belgia
Hal itu dilakukan setelah orang-orang Iran resah dan menganggap pemerintah meremehkan pandemi yang menyerang Iran.
"Kabar itu menyebar dan orang-orang yang sekarat tidak berpikir ada bahaya lain yang bisa ditimbulkan," kata Dr Knut Erik Hovda, seorang ahli toksikologi klinis di Oslo.
Baca Juga: Fakta Unik; Virus Corona di Australia Lebih Banyak Dialami Orang Kaya
Menurutnya kasus keracunan metanol ini bisa menjadi wabah yang sama buruknya dengan virus corona.
Diketahui korban yang meninggal akibat virus corona juga semakin bertambah banyak di Iran.
Baca Juga: Mulai Langka di Pasaran, Ketahui Dosis dan Kebutuhan Konsumsi Vitamin C Setiap Orang!
Dilaporkan ada 144 kematian akibat virus corona, pada Jumat (27/3/2020).
Dengan demikian sudah total ada 2.378 orang meninggal dunia, 2.926 kasus baru dengan total 32.300 orang di Iran postif terinfeksi Covid-19.(*)
Baca Juga: Catat! Penularan Tertinggi Covid-19 Bukan Usia Tua Tapi Usia Muda
#berantasstunting
#hadapicorona
Source | : | intisari,chemicalsafetyfacts.org |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar