GridHEALTH.id - Amerika Serikat mencatat 1.169 kematian pasien Covid-19 dalam waktu 24 jam terakhir.
Ini merupakan jumlah kematian harian tertinggi di dunia sejak pandemi global virus corona dimulai 6 bulan lalu di Wuhan, China.
Menurut data yang dilaporkan Johns Hopkins University seperti dilansir kantor berita AFP, Jumat (3/3/2020), hingga Kamis (2/4) malam waktu setempat, sebanyak 5.926 kematian pasien terinfeksi virus corona telah dilaporkan di AS.
Amerika Serikat juga mencatat lebih dari 30 ribu kasus baru COVID-19 dalam satu hari, sehingga kini total telah mencapai lebih dari 243 ribu kasus.
Jumlah itu nyaris seperempat dari sejuta lebih kasus virus corona yang telah dilaporkan di seluruh dunia.
Angka kematian yang tinggi sebelumnya dilaporkan di Italia yang melaporkan 969 kematian dalam sehari pada 27 Maret lalu.
Baca Juga: Wah, Perbanyak Bercinta Perkuat Imunitas Tubuh Lawan Virus Corona
Baca Juga: Peneliti China Temukan Subtipe Baru Virus Corona, Bisa Bertahan 49 Hari !
Secara global akibat virus corona, Italia masih mencatat jumlah total kematian tertinggi di dunia, dengan 13.915 orang meninggal, diikuti kemudian oleh Spanyol dengan 10.003 kematian.
Kota New York menjadi pusat wabah AS dengan mencatat lebih dari 1.500 kematian dan nyaris 50 ribu kasus positif virus corona.
Wakil Presiden AS Mike Pence mengatakan bahwa lebih dari 1,3 juta tes virus corona telah dilakukan di seluruh Amerika Serikat.
Sementara itu, dikutip dari South China Morning Post, sejak virus corona pertama kali muncul di Wuhan, jumlah kasusnya telah mencapai 1.012.165 di seluruh dunia, dengan jumlah korban meninggal ada 52.646 orang.
China, yang sebelumnya memegang posisi pertama, relatif konsisten menekan pertumbuhan kasus virus Corona.
Angka kasus dan kematian tidak bertambah signifikan beberapa pekan terakhir, terutama di cluster lokal. Tercatat ada 83.189 kasus dan 3.322 korban meninggal di sana. Ancaman terbaru justru datang dari luar negeri dan OTG (Orang Tanpa Gejala).
Tingginya pertumbuhan kasus mendorong sejumlah negara menimbang atau bahkan langsung menerapkan lockdown seperti Italia.
Baca Juga: Studi : Susu, Yoghurt dan Keju Dapat Mencegah Risiko Munculnya Stroke
Sebagian besar yang sudah menerapkan adalah negara Eropa seperti Spanyol, Prancis, Irlandia, Inggris, Belgia, Nowergia, Jerman, dan Denmark.
Ada juga yang bertahan di PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) seperti Indonesia, Korea Selatan, Jepang, Malaysia, dan masih banyak lagi.
Baca Juga: Koma Diabetes Paling Ditakuti Penderita Diabetes, Apa Penyebabnya?
Baca Juga: 3 Jenis Kontrasepsi Aman Setelah Melahirkan, Tak Mengganggu ASI
"Kurang lebih separuh dari planet sedang menjalani lockdown atau mekanisme serupa seiring dengan terus meningkatnya ancaman Covid-19 terhadap perekonomian global," demikian tulis Bloomberg. (*)
Source | : | Bloomberg,South China Morning Post,Agence France Presse,John Hopkins CSSE |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar