GridHEALTH.id - Pasien Orang dalam Pemantauan (ODP) corona di Kecamatan Nuha, Luwu Timur, Sulawesi Selatan (Sulsel) dikabarkan meninggal dunia.
Selain menjadi ODP, pasien tersebut juga diketahui tengah mengidap penyakit hipokalemia.
Menurut Mayo Clinic hipokalemia merupakan kondisi kronis yang terjadi karena kekurangan kalium atau potasium dalam tubuh.
Deteksi dan penanganan hipokalemia sejak dini perlu dilakukan untuk mencegah komplikasi.
Salah satu komplikasi yang paling berbahaya adalah aritmia yakni kelainan jantung yang bisa mematikan.
Komplikasi lain dari hipokalemia yang tidak ditangani secara tepat bisa meliputi sindrom rhabdomyolysis, Ileus paralitik, gangguan otak pada penderita sirosis (ensefalopati hepatik), penyakit ginjal, kelumpuhan otot pernapasan.
Sementara itu, dilansir dari TribunLutim (3/4/2020), diketahui pasien ODP itu pertama kali masuk RS Inco PT Vale pada 9 November 2019 dan dirawat di ruang ICU.
Baca Juga: Diam-diam Prabowo Lakukan Hal Ini Untuk Hadapi Corona di Indonesia
Baca Juga: Ada Dokter Mata Meninggal Akibat Covid-19, Benarkah Virus Corona Dapat Menular Melalui Air Mata?
Kemudian pada 13 November 2019, pasien dirujuk ke RS Faisal Makassar.
Disana pasien tersebut di rawat sekitar empat atau lima hari dan menjalani rawat jalan di Makassar.
Pada 27 November 2020 pasien tersebut merasa dalam kondisi sehat dan ingin pulang ke rumahnya di Sorowako.
Baca Juga: Banyak Hal Bisa Dilakukan Saat Isolasi diri, Salah Satunya Tanam Tauge
Ia pun tiba di rumahnya pada 31 Maret 2020 dengan kondisi masih sehat, namun ditetapkan sebagai ODP karena datang dari Makassar yang menjadi zona merah corona di Pulau Sulawesi.
Sayang pada 1 April 2020,dirinya tiba-tiba drop dengan keluhan kakinya mulai sakit dan akhirnya tidak bisa jalan ataupun menggerakkan badannya.
Baca Juga: Pasien 09 PDP Corona Kedapatan Naik Ojek, Abang Ojek Dievakuasi, Akhirnya Diisolasi di Rumah Sakit
Pasien ODP itu pun dibawa ke Puskesmas untuk dirujuk kembali ke RS Inco PT Vale.
Disana ia juga mengeluh sesak seperti ada lendir di lehernya namun tubuhnya tidak mengalami demam.
Akhirnya pasien dinyatakan meninggal dunia pukul 21.00 WITA saat dalam perawatan.
Baca Juga: Tawarkan Udara Sejuk, AC Dinilai Sebagai Tempat Berkembang Biak Virus Corona
Saat dilakukan rapid test, hasilnya negatif corona. Namun pihak medis masih menunggu hasil tes swap yang keluar kurang lebih satu minggu kedepan karena laboratorium yang berada di Makassar.
Diketahui virus corona hanya dapat dibuktikan dengan tes swab.
Tes swab adalah tes yang dilakukan dengan pengambilan jaringan sel pada hidung atau tenggorokan berupa dahak.
Baca Juga: Jangan Salah Langkah, RT/RW Berperan Penting dalam Penanggulangan Covid-19
Meski ODP tesebut belum diketahui positif tidaknya Covid-19, namun perlu diketahui bahwa seseorang yang sakit penyakit kronis memang sangat rentan saat terinfeksi virus corona.
Menurut studi yang dilansir dari NCBI, orang yang terinfeksi virus Corona dan memiliki penyakit kronis berisiko lebih tinggi untuk mengalami gejala berat yang fatal, seperti halnya pada lansia.
Baca Juga: Berkah Covid-19, Harta Kekayaan Pengusaha Muda Ini Justru Melonjak Semenjak Wabah Corona
Hal ini dikarenakan penyakit kronis menyebabkan sistem kekebalan tubuh penderitanya melemah dan lebih sulit melawan infeksi. Akibatnya, tubuh penderita penyakit kronis akan lebih mudah terserang penyakit, termasuk Covid-19 yang disebabkan oleh infeksi virus Corona.
Selain itu, penderita penyakit kronis juga kebanyakan sudah memiliki kerusakan organ. Ketika terserang virus Corona, kerusakan organ tersebut bisa menjadi semakin parah, sehingga gejala Covid-19 yang muncul juga bisa menjadi lebih berat. (*)
Baca Juga: Masker Tisu untuk Tangkal Covid-19 ala Ganjar Pranowo, Gubernur Jawa Tengah
#berantasstunting
#hadapicorona
Source | : | Mayo Clinic,Tribunlutim.com,NCBI |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar