Baca Juga: Pasien PDP Corona Di Samarinda Ngamuk Ancam Petugas Dengan Pecahan Kaca, Tak Mau Diisolasi
Penelitian tersebut dikemukakan setelah Sars-CoV-2 Novel virus ini bergabung dengan virus yang hidup pada sel limfosit T yang ditumbuhkan di laboratorium.
Limfosit T, juga dikenal sebagai sel T, memainkan peran sentral dalam mengidentifikasi dan menghilangkan penjajah asing dalam tubuh.
Mereka melakukan ini dengan menangkap sel yang terinfeksi virus, membuat lubang di membrannya dan menyuntikkan bahan kimia beracun ke dalam sel.
Bahan kimia ini kemudian membunuh virus dan sel yang terinfeksi dan merobeknya berkeping-keping.
Baca Juga: Lagi-Lagi, Puluhan Warga Dinyatakan ODP Usai Hadiri Tahlilan Pasien Positif Covid-19
Tapi para ilmuan terkejut anakala menjumpai sel T menjadi mangsa virus corona dalam percobaan mereka.
Mereka menemukan struktur unik dalam protein lonjakan virus yang tampaknya telah memicu perpaduan virus dan membran sel ketika mereka bersentuhan.
Gen virus kemudian memasuki sel T dan mengambilnya sebagai sandera, menonaktifkan fungsinya melindungi manusia.
Para peneliti melakukan percobaan yang sama dengan sindrom pernapasan akut yang parah, atau SARS. Ini adalah jenis virus corona yang lain.
Dalam percobaab itu para ilmuan menemukan virus SARS tidak memiliki kemampuan untuk menginfeksi sel T.
Alasannya, mereka menduga, adalah kurangnya fungsi fusi membran.
Baca Juga: Semua Pasien Sembuh, Kini Aceh Umumkan Pasien Nol Positif Covid-19
Source | : | asiaone,intisari,Jurnal peer-review Cellular & Molecular Immunology,Institute of Immunology PLA |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar