GridHEALTH.id – Masuk angin adalah sebuah istilah di Indonesia yang menggambar seseorang sedang merasa tidak enak badan.
Gambaran masuk angin yang banyak dikeluhkan, seperti; badan terasa ngilu-ngilu, pusing, tubuh terasa lebih panas dari biasanya walau tidak sampai di atas 37.5 derajat celcius.
Meski istilah masuk angin sangatlah populer di masyarakat, namun sesungguhnya tak ada istilah masuk angin dalam dunia medis.
Baca Juga: Rahasia Dibuka Orang Dalam, Laboratorium Wuhan Masih Menyimpan 1300 Virus Mematikan
Dr S. Djokomuljanto, MMed.(Paeds), SpA, dari Rumah Sakit Siloam Lippo Village Karawaci, mengungkapkan hal ini.
Beliau mengakui tidak menemukan istilah masuk angin dalam literatur ilmu kedokteran.
Tegasnya, istilah masuk angin hanya ada di Indonesia, negara lain tidak ada yang mengenal istilah ini.
Baca Juga: Update Covid-19; Limbah Medis Corona Harus Dibakar Delam Suhu 800 Derajat Celcius
Menurut Djokomuljanto, masuk angin sejatinya merupakan suatu gejala awal dari infeksi virus.
Masuk angin tidak hanya menyasar pada orang dewasa, tetapi juga anak-anak.
Umumnya, masuk angin ditandai dengan gejala-gejala berikut ini:
1. Kembung, muntah dan mual.
Ditandai dengan rasa tidak nyaman di bagian atas perut.
Penyebab kembung pada anak dapat karena intoleransi laktosa yang biasanya ditandai dengan sakit perut melilit dan kentut-kentut.
Baca Juga: Update Covid-19; Limbah Medis Corona Harus Dibakar Delam Suhu 800 Derajat Celcius
Untuk mengatasinya, berikan susu non-laktosa.
Bila penyebabnya adalah gangguan fungsi organ cerna, hal ini bisa diatasi dengan tidak memberikan makanan berlemak dan pedas, atau minuman yang mengandung soda, juga kafein kepada si sakit.
Saat mengalami hal ini bisanya dokter akan memberikan obat simtomatis alias asymptomatic, yaitu obat untuk menghilangkan nyeri, mengurangi asam lambung, dan meningkatkan gerakan usus.
Baca Juga: Agar Tidak Gampang Sakit, Begini Cara Memilih Menu Berbuka dan Sahur
Baca Juga: Tidur Tetap Nyaman Semalaman Meskipun Haid Lagi Deras-derasnya
2. Demam
Demam terjadi ketika suhu tubuh berada di atas normal (>37,5 derajat Celcius).
Penyebabnya bisa virus, bakteri, atau jamur. Jika suhu bayi yang berusia kurang dari 3 bulan sudah mencapai 38° C, segeralah bawa dia ke dokter untuk dicek.
Sedangkan bayi 3—6 bulan boleh menunggu hingga batas suhu 38,5° C, atau bayi di atas 6 bulan hingga 40° C sebelum dibawa ke dokter.
Sampaikan kepada dokter mengenai kondisi lainnya jika ada, seperti tidak mau minum, tidur terus, lemas dan sulit dibangunkan, kejang, kaku kuduk, sesak napas, muntah, diare, dan sakit kepala hebat.
3. Batuk pilek
Baca Juga: Kriteria Pasien Corona Sembuh yang Bisa Donorkan Plasma Darah untuk Terapi Pengobatan
Gejala masuk angin antara lain juga batuk berdahak, meler, hidung tersumbat, dan demam.
Biasanya disebabkan oleh virus. Untuk mengatasi cukup dengan beristirahat, banyak minum air, dan menjaga lingkungan tetap hangat.
Bila ingin mengonsumsi obat, konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter.
4. Diare
Penyebab diare adalah virus. Diare ditandai dengan perubahan konsistensi tinja yang terjadi tiba-tiba akibat kandungan air di dalam tinja melebihi normal (10 ml/kg/hari).
Peningkatan frekuensi menjadi lebih dari 3 kali sehari. Untuk menangani berikan banyak cairan.
Gunakan garam oralit untuk mencegah terjadinya dehidrasi.
Baca Juga: Peneliti Belgia Temukan Darah Onta Mengandung Antibodi Virus Corona
Baca Juga: Tiru Cara Iran Obati Pasien Covid-19, Indonesia Siapkan Terapi Plasma Darah
5. Anak jadi rewel
Kerewelan pada anak ditandai dengan rasa tidak nyaman yang membuat anak kerap menangis dan tidak mau makan.
Ada dua penyebab kerewelan pada anak, yakni non-medis dan medis. Orangtua hendaknya mencari tahu penyebabnya dengan cermat.
Penyebab nonmedis, antara lain kegerahan, kedinginan, kepanasan, kelelahan, kembung, lapar, popok yang sudah penuh, dan lain-lain.
Segera atasi penyebabnya itu dan berusahalah memberikan kenyamanan pada anak.
Baca Juga: Regulasi Persalinan Saat Pandemi Covid-19 Membuat Mona Ratuliu Gamang, Ternyata Seperti Ini
Caranya, bisa dengan menyusui langsung; menggendong; memberikan belaian hangat di punggung, lengan dan tungkai; memperdengarkan musik lembut; atau gantilah popoknya bila penuh.
Gejala masuk angin pada anak juga bisa dipicu oleh penyebab medis, umumnya adalah infeksi, tumbuh gigi, biang keringat, kolik atau alergi.
Tugas orangtua adalah mencari tahu penyebab dan mengatasinya.
Untuk infeksi, cari tahu, apakah karena virus atau bakteri?
Bila alergi, cari tahu pencetusnya dan hindari sebisa mungkin.
Baca Juga: Makan Gorengan Tak Bisa Dihindari, Ini Triknya Agar Puasa Tetap Sehat
#berantasstunting
#HadapiCorona
Artikel ini telah tayang di Nakita.id dengan judul “5 Tanda Umum Anak Masuk Angin”
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar