Selain itu jumlah sel darah putih khususnya limfosit yang berfungsi melawan penyakit juga menjadi lebih baik sehingga tingkat antibodi tetap tinggi setelah terapi plasma darah dilakukan.
Salah satu pasien Covid-19 berusia 42 tahun yang sakit parah dilaporkan sampai bisa melepas ventilator dan kembali bernapas seperti biasa setelah dua hari.
Namun dilansir dari The Telegraph (7/4/2020) para ahli Inggris mengatakan studi yang lebih besar diperlukan untuk memastikan bahwa pengobatan terapi plasma darah itu aman dan efektif sebelum diluncurkan secara luas.
Presiden British Pharmacological Society, Sir Munir Pirmohamed mengatakan terapi ini tidak bisa dilakukan secara acak.
Baca Juga: Update Covid-19; Limbah Medis Corona Harus Dibakar Delam Suhu 800 Derajat Celcius
"Ini bukan uji coba secara acak dan semua pasien juga menerima perawatan lain, termasuk antivirus seperti remdesivir, yang saat ini dalam uji coba untuk Covid-19," ujar Munir.
Sir Munir menambahkan bahwa penting untuk diingat bahwa ada masalah keamanan potensial di sekitar perawatan ini, termasuk penyakit yang terjadi melalui transfusi.
"Bahkan jika terbukti berhasil, skalabilitas untuk mengobati sejumlah besar pasien dapat menjadi masalah," tambahnya.
Baca Juga: Daun Saga Untuk 6 Gejala Infeksi Virus Corona, Mulai dari Demam Hingga Mata Merah
Source | : | The Telegraph,TribunWow |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar