GridHEALTH.id - Prediksi, Covid-19 akan berakhir di musim panas.
Karena memang virus corona tidak tahan panas.
Tapi akankah virus corona musnah dari muka bumi?
Virus corona peka suhu panas 56 derajat celcius, itu pun jika virus corona terpapar selama 30 menit.
Pertanyaannya apakah suhu musim panas di setiap negara di dunia ini bisa menyentuh 56 derajat celcius?
Karenanya, walau saat musim panas virus corona terkendali, namun virus corona akan menjad bahaya laten kesehatan masyarakat dunia.
Covid-19 bisa menjadi wabah musiman dunia, yang akan terus dialami penduduk dunia.
Apalagi hingga saat ini vaksin virus corona belum ditemukan.
Padahal kecepata ditemukannya vaksin virus corona adalah andalan untuk memutus mata rantai penyebaran virus corona dan jatuhnya korban lebih banyak lagi.
Baca Juga: Penyebab Masker Mahal Terungkap Setelah Harganya Normal, Pemerintah Sibuk Ekspor ke China
Seperti dikutip dari Daily Star pada Rabu (29/4/2020), para ilmuwan mengatakan, virus corona mustahil untuk di berantas.
Pasalnya hingga kini belum ada kabar resmi mengenai vaksin virus corona.
Sementara itu, melansir Intisari,id, jumlah korban terus meningkat dari hari ke hari.
Jika waktunya semakin lama bukan tidak mungkin seluruh dunia akan terkena dampaknya.
Baca Juga: Keunggulan PCR Buatan Dalam Negeri untuk Deteksi Covid-19, Menggunakan Sampel Pasien Orang Indonesia
Baca Juga: Seorang Pria Menjadi Korban Saran Donald Trump, Suntik Disinfektan ke Manusia untuk Basmi Corona
Diketahui, hingga detik ini hanya 15 negara di dunia yang mengklaim belum terinfeksi virus corona, sementara negara besar di dunia nyaris semuanya memiliki kasus Covid-19.
Lalu, apa yang akan terjadi jika virus corona tidak bisa diberantas?
Ilmuwan mengatakan, jika virus corona tak bisa diberantas. Wabah ini akan menjadi penyakit musiman, alias kembali muncul tiap tahun seperti flu musiman.
Malah peneliti virus dan medis di China mengatakan pada wartawan Beijing; virus itu tidak mungkin hilang seperti halnya SARS.
Penyebabnya, karena virus Corona mudah menginfeksi, tapi penderitanya tidak tahu mereka terinfeks dan tak memiliki gejala, lalu menularkan virusnya secara diam-diam ke oranglain.
Para peneliti mengungkapkan, ada banyak kasus di mana penderita menularkan pada orang lain setiap hari tanpa diketahui.
Baca Juga: Waspadai Rambut Rontok Pada Anak Akibat Gangguan Penyakit Alopecia Areata
Jin Qi, direktur Institut Biologi Patogen di Akademi Ilmu Kedokteran Tiongkok, mengatakan, "Ini sangat mungkin, menjadi epidemi yang hidup berdampingan dengan manusia untuk waktu lama."
"Penyakit ini, virus corona, bisa menjadi musiman dan berkelanjutan dalam tubuh manusia," jelasnya.
Para ahli di China, menambahkan memang ada bukti penyebaran virus bisa melambat selama musim panas. Akan tetapi virus tidak bisa mati karena butuh suhu tertentu untuk memusnahkannya.
Wang Guiqiang, melansir Intisari.id, kepala departemen penyakit menular Rumah Sakit Pertama Universitas Peking, mengatakan, "Virus itu peka terhadap panas, tetapi hanya saat terpapar 56 derajat selama 30 menit, sementara cuaca tidak akan sepanas itu."
"Jadi secara global, bahkan selama musim panas, kemungkinan kasus virus ini turun secara signifikan sangat kecil," jelasnya.
Satu-satunya cara mengendalikan virus ini hanya vaksin. Karenanya kita hanya bisa berharap vaksin virus corona segera ditemukan, sebelum Covid-19 menjadi pandemi musiman.
Baca Juga: 4 Alasan Boleh Meninggalkan Rumah di Masa Karantina Saat PSBB
Menurut Profesor Chris Whitty dari Inggris mengatakan, "Dalam jangka panjang jalan keluar satu-satunya adalah menggunakan vaksin, atau obat yang efektif untuk mengobati penyakit ini."
"Sampai kita memiliki itu, kemungkinan waktu kita pada tahun berikutnya sangat kecil, namun kita harus realistis soal hal itu," imbuhnya.(*)
#berantasstunting
#HadapCorona
Source | : | Daily Star,intisari |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar