Namun, Ji Rong mengatakan bahwa kedua perusahaan telah "menekankan" bahwa alat tes tersebut telah memenuhi standar kualitas di China. Barang itu juga telah "divalidasi dan disetujui" oleh otoritas India.
Eksportir China diharuskan menunjukkan bahwa penjualan mereka disetujui pasar tujuan mereka. Hal ini berdasarkan peraturan yang diberlakukan pada 30 Maret lalu, setelah keluhan dari beberapa negara tentang barang-barang China yang rusak dan di bawah standar.
Pada 10 Apri 2020, dikutip dari South China Morning Post, setelah mendapat komplain dari negara-neagara barat yang terlanjur membeli, China mengatakan akan memeriksa setiap pengiriman untuk memastikan pasokan medis memenuhi standar kualitas.
Sementara itu, Pemerintah ibu kota India, New Delhi pada hari Selasa (28/4) memulai mengizinkan lagi kegiatan beberapa jasa, seperti tukang listrik, tukang ledeng, dan mekanik perbaikan pemurni air.
Lockdown 40 hari di India dijadwalkan berakhir pada 3 Mei 2020. Selain itu, pemerintah daerah juga mengizinkan perpindahan semua personel medis dan veteriner, ilmuwan, perawat, staf medis, teknisi laboratorium, bidan, dan layanan dukungan rumah sakit lainnya termasuk ambulans.
Baca Juga: Keseringan Pakai Masker Bisa Timbulkan Masalah Kulit , Ini Tips Agar Wajah Tetap Mulus
Baca Juga: Kebutuhan Air Minum Saat Puasa , Sahur Wajibnya Berapa Gelas?
Kementerian kesehatan India pada Selasa (28/4) pagi melaporkan 48 kematian baru COVID-19, dan 1.055 kasus baru sejak Senin (27/4) malam di seluruh negeri. Hal ini membuat jumlah total kematian di India mencapai 934 dan total kasus positif menjadi 29.435 kasus. (*)
#berantasstunting #hadapicorona
Source | : | detik.com,South China Morning Post,The Star |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar