Dokter RS PON mendiagnosa fabyan mengalami stroke. Kasus langka, tp katanya memang pernah ada kejadian pada remaja.
Namun dokter jg belum menemukan penyebabnya, karena hasil cek lab ulang terlihat normal, begitupun ct scan.
Hingga 5 hari dirawat di RS PON kondisi fabyan memburuk, dia sama sekali sudah tidak bangun dari tidurnya. Bahkan sudah tidak bisa merespon apalagi komunikasi. Dan yang mengerikan, fabyan mulai batuk, suhu tubuhnya sempat beberapa kali tinggi, kejang kejang.
Hasil tes thorax, fabyan terindikasi terpapar. Dia harus pindah ke ruang isolasi di lantai khusus pasien covid dan diambil sample tes swab keesokan paginya.
Dengan berat hati, saya harus menandatangani protokol covid, diantaranya: biaya perawatan diambil alih pemerintah dan jika dia meninggal dunia harus menjalani proses pemulasaran jenasah hingga pemakaman sesuai protokol covid. Saya tidak punya pilihan lain.
Baca Juga: Keunggulan PCR Buatan Dalam Negeri untuk Deteksi Covid-19, Menggunakan Sampel Pasien Orang Indonesia
Source | : | twitter.com/FloNadayang |
Penulis | : | Levi Larassaty |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar