GridHEALTH.id - Puasa Ramadhan di tengah wabah Covid-19 memanglah tidak mudah. Pasalnya kita harus merelakan momen untuk beribadah atau salat berjamaah di masjid.
Hal itu sebagaimana anjuran dari Majelis Ulama Indonesia (MUI), demi mencegah terjadinya penularan wabah virus corona (Covid-19) yang semakin menyebar luas.
Meski begitu, masih banyak warga yang ngeyel dan bandel untuk tetap laksanakan salat berjamaah di masjid, akibatnya sejumlah warga dinyatakan terpapar virus corona (Covid-19).
Dalam hal ini, seorang Ketua MUI Kalimantan Utara, Ustadz KH. Zainuddun Dalila, ikut serta mengingatkan kepada warga sekitar untuk mengindahkan anjuran dari MUI, yakni beribadah di rumah.
Baca Juga: Tak Perlu Khawatir Puasa Saat Wabah Virus Corona, Ini Fatwa MUI
Melalui video yang diunggah akun Instagram @milenialislami, ustadz tersebut tampak berbicara di tengah kerumunan warga yang sedang berkumpul.
Dia menjelaskan, baik tanggungjawab maupun dosa bagi yang mengikuti anjuran salat di rumah tidak akan ditanggung oleh diri sendiri.
Sebab, di tengah wabah Covid-19 saat ini bisa dikatakan kondisi darurat, sehingga kesehatan adalah hal utama, dibandingkan memaksakan diri untuk salat berjamaah karena bersifat mengancam. Hal itu bahkan sudah diatur hukumnya dalam agama.
Baca Juga: Covid-19 Berimbas Pada Ibadah Ramadan, Ini 4 Arahan dari MUI
Dalam hal ini, MUI mengeluarkan fatwa bukan tanpa alasan, karena segala sesuatunya sudah diperhitungkan dan dipikirkan secara matang, baru dikeluarkan keputusan atau fatwa tersebut.
Tak hanya itu, ustadz itu juga mengatakan, di tengah wabah Covid-19 ini orang yang salat di rumah memiliki pahala setimpal dengan salat berjamaah di masjid.
Baca Juga: Quiraish Shihab hingga MUI Himbau Muslim Indonesia Sementara Waktu Tidak Ibadah di Masjid
Jadi, melalui video tersebut, ustadz Zainuddin menjelaskan bagi para umat muslim tak perlu meragukan akan tanggungjawab, dosa, maupun pahala, melainkan hanya menjalankan ibadah saja di rumah.
Lebih lanjut, berikut isi video tersebut selengkapnya:
"Apa kita lebih hebar dari mereka itu? Ilmu kita ndak sampai di mana. Apabila harus tanggungjawab, ada tim fatwa itu yang tanggungjawab. Kenapa kita susah?
Saya begitu ada fatwa, langsung Alhamdulillah ada yang tanggungjawab. Saya sudah tidak salat jumat lagi karena ada yang tanggungjawab di akhirat. Kenapa kita takut?
Baca Juga: Nekat Salat Berjamaah di Masjid, Lagi-Lagi 3 Warga Dinyatakan Positif Corona, 100 Orang Diisolasi
Persoalannya, sembahyang berjamaah itu hukumnya fardhu kifayah, menjaga kesehatan sendiri itu fardhu 'ain.
Bapak yang ndak ngerti hukum, salat berjamaah itu fardhu kifayah. Menjaga kesehatan itu fardhu 'ain.
Baca Juga: Pedoman Puasa Ramadhan dari WHO dalam Menghadapi Pandemi Covid-19
Bapak kena penyakit di sini, pulang ke rumah bininya terjangkit, anaknya terjangkit, cucunya terjangkit. Kalau ada mereka yang meninggal, kita yang menjangkitinya ini bertanggungjawab di hadapan Allah. Berdosa besar kita.
Makanya ulama bikin, jangan supaya kita tidak berdosa. Itu orang-orang yang sehat sekarang kan kita lihat sehat, tapi ada penyakit. Pak, kalau dia dikeluarkan itu semua menjangkit.
Kita yang sudah tua-tua ini kalau terjangkit, tidak ada harapan sembuh pak. Karena usia 60 tahun ke atas rentan ada penyakit. Ada penyakit paru-paru, jantung, itu kena corona jadilah dia.
Baca Juga: Arahan MUI Untuk Ibadah Ramadan di Saat Pandemi Covid-19, Mudik Bisa Sebarkan Virus
Ada lagi yang bilang, shafnya diatur dijarangkan satu meter. Pak, itu tidak ada dalam hadist. Tidak ada hadistnya menjarangkan shaf.
Nabi kalau salat beliau berdiri ke belakang, kata Nabi "Luruskan shaf, rapatkan." Kenapa kita sekarang luruskan shaf, jarangkan? Ndak ada hadistnya.
Baca Juga: PSBB di Bogor, Seorang Jamaah Tiba-tiba Meninggal Saat Salat Jumat, Ada Lebam Biru Ditubuh Jenazah
Loh, kita kan takut corona pak? Kalau takut corona jangan ke masjid. Di rumah.
Pahalanya sama, karena corona. Maaf kalau ini memang terlalu lama, salat di rumah lebih besar pahalanya dari salat di masjid di waktu wabah ini" kata Ustadz Zainuddin.
Source | : | Instagram.com/milenialislami |
Penulis | : | Levi Larassaty |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar