GridHEALTH.id - Sejak hadirnya wabah virus corona (Covid-19) tak dipungkiri membuat banyak orang merasa khawatir berlebihan akan terpapar.
Padahal, ada penyakit menular lainnya yang lebih mengancam daripada Covid-19, yaitu tuberkolosis atau yang biasa disebut dengan penyakit TB atau TBC.
Baca Juga: Tingkat kematian Virus Corona Enam Kali Lebih Rendah Pada Negara yang Menggunakan Vaksin BCG
Penyakit TBC disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis, paling sering menyerang paru-paru. Juga organ tubuh lainnya, seperti tulang belakang, kelenjar getah bening, kulit, ginjal, dan selaput otak.
Melansir databoks, Pada 2017, World Health Organization (WHO) mencatat kasus TBC di Indonesia mencapai 842 ribu.
Baca Juga: Alami Gejala Covid-19 Mirip Penderita TBC, Gadis Ini Ceritakan Batuk Berdarah Disertai Dahak
Dari jumlah itu, sebanyak 442 ribu pengidap TBC melapor dan sekitar 400 ribu lainnya tidak melapor atau tidak terdiagnosis
Maka tak heran, Indonesia disebut sebagai negara dengan beban TBC tertinggi ketiga di dunia setelah India dan Tiongkok.
Pokja Infeksi Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, dr Erlina Burhan SpP(K) MSc PhD, mencoba membandingkan tingkat kematian akibat TBC dan Covid-19.
Dalam perbandingan itu, tingkat kematian pasien meninggal dunia karena TBC mencapai lebih dari 60%.
Sedangkan, dari data yang didapatkan, kata Erlina, tingkat kematian dari virus corona (Covid-19) ini hanya mencapai 3-5% saja.
"Cases mortality-nya (kematian dari virus corona), hanya 3-5%, ini sebenarnya tidak terlalu besar. Ini adalah kepanikan yang gak mesti. Tapi perlu juga diladeni untuk dikasih edukasi," ujar Erlina, dikutip dari Kompas.
Senada dengan itu, seorang dokter yang dikenal sebagai relawan pejuang virus corona, dr. Tirta Mandira Hudhi juga menyebut, TBC adalah penyakit yang lebih parah dibandingkan Covid-19.
Baca Juga: Dokter Periksa Kemungkinan Ekki Soekarno Idap TBC, Begini Gejalanya
"Covid itu kayak TBC, TBC bahkan lebih berbahaya dia airbone diseases. Dan TBC itu diremehin di Indonesia, meski sudah ada vaksinnya, yaitu BCG." ungkap dr Tirta, dikutip dari video yang kini viral.
Menurutnya, bakteri yang menyebabkan penyakit TBC berbahaya, sebab dalam sekali batuk, penderita TBC dapat mengeluarkan sekitar 3000 percikan patogen dahak ke udara.
"Padahal TBC itu kalau batuk virusnya mycobacterium tuberculosis itu bertahan di udara selama berjam-jam." ujar dia.
Baca Juga: Gara-gara Rokok, Istri Indra Bekti 3 Hari Koma dan Paru-parunya Menghitam
Dia menambahkan, jika Covid-19 bisa pulih dalam kurun waktu 14 hari, berbeda dengan TBC yang bisa memakan waktu sampai 6 bulan lamanya.
"Dan pengobatannya TBC itu 6 bulan, belum campak. Tapi kenapa Covid-19 aib, tapi TBC nggak. Padahal ebih parah TBC." tegas dr. Tirta.
Bahkan, dr. Tirta mengaku sempat menderita penyakit TBC saat usia anak-anak.
"Saya penderita TBC, 10 bulan saya baru sembuh usia 8 tahun sampai 9 tahun." jelas dia.(*)
#berantasstunting #hadapicorona
Source | : | kompas,katadata.co.id |
Penulis | : | Levi Larassaty |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar