GridHEALTH.id - Berdasarkan data yang tercatat di laman Worldometers, pada 4 Mei 2020, 08:52 GMT, ada sebanyak 3,580,196 total kasus virus corona (Covid-19) di dunia.
Kasus virus corona yang bermula dari Kota Wuhan, China itu sampai saat ini masih terus menjadi sorotan diberbagai belahan dunia.
Meski jumlahnya terus bertambah, tetapi beberapa negara telah menunjukkan adanya penurunan kasus virus corona di negaranya.
Hal ini membuat beberapa negara melakukan langkah pergerakan kebebasan dari virus corona dengan melonggarkan kebijakan lockdown yang semula dilaksanakan secara ketat.
Baca Juga: Usai 3 Bulan Ditutup, Anak-anak di Vietnam Senang Bisa Kembali Sekolah
Lebih lanjut, berikut rangkuman perkembangan kasus virus corona di 5 negara kawasan Asia Pasifik.
Malaysia kembali membuka sektor bisnis
Banyak sektor bisnis dibuka kembali di bagian Malaysia ketika Perdana Menteri Muhyiddin Yassin berusaha untuk menyeimbangkan antara mengendalikan virus dan menghidupkan kembali ekonomi di negaranya.
"Pemerintah telah memutuskan untuk membuka kembali sektor ekonomi dengan hati-hati dengan menegakkan prosedur operasi standar kesehatan yang ketat," kata perdana menteri, Muhyiddin Yassin, dikutip dari Benarnews.
Pembukaan kembali sektor bisnis dimulai pada hari ini (4/5/20) yang diiringi dengan peraturan dari pemerintah setempat.
Baca Juga: Perkembangan Penyebaran Covid-19 di Asia Tenggara, Malaysia Terbanyak Indonesia Urutan 4
"Mulai 4 Mei 2020, hampir semua sektor ekonomi dan kegiatan bisnis akan diizinkan beroperasi berdasarkan persyaratan dan SOP yang ditetapkan oleh pihak berwenang."
Seperti diketahui, kasus virus corona di Malaysia telah menurun tajam dalam beberapa pekan terakhir. Sampai dengan hari ini, Malaysia telah mengkonfirmasi 6,353 kasus, dengan 105 kematian.
Jepang siap memperpanjang masa darurat
Menteri Ekonomi Yasutoshi Nishimura mengatakan bahwa para ahli mendukung rencana pemerintah untuk memperpanjang keadaan darurat hingga akhir Mei.
Rencananya, Perdana Menteri Shinzo Abe akan secara resmi mengumumkan perpanjangan setelah rencana itu mendapat persetujuan parlemen Senin malam.
Baca Juga: Patut Ditiru, Kebiasaan Orang Jepang Hingga Bisa Menahan Laju Pandemi Virus Corona
Dalam hal ini, Nishimura menyebut pemerintah sedang mempertimbangkan untuk menggunakan Regional Economic Vitalization Corp of Japan, dana investasi publik-swasta, untuk secara finansial mendukung perusahaan menengah yang bermasalah di daerah non-urban.
"Sekitar ¥ 1 triliun ($ 9,3 miliar) telah disiapkan (oleh dana) untuk seluruh negara. Jika perlu, kami juga akan memikirkan untuk meningkatkan jumlah ini, ”kata Nishimura, dikutip dari Japantimes.
Baca Juga: 3 Orang WNI di Kapal Pesiar Diamond Princess Positif Terinfeksi Virus Corona, Dikarantina di Jepang
Dia juga mengatakan pemerintah sedang mempertimbangkan untuk meningkatkan subsidi saat ini hingga ¥ 8.330 per hari yang diberikan kepada perusahaan untuk setiap karyawan yang mengambil cuti karena penyebaran virus corona.
India melonggarkan lockdown
India telah melonggarkan beberapa pembatasan lockdown, bahkan ketika laju infeksi sedikit meningkat.
Baca Juga: Lockdown di India Kacau, Risiko Penyebaran Virus Corona Meningkat
Sebelumnya, India telah menerapkan lockdown sejak 25 Maret 2020, dan pemerintah India memutuskan untuk memperpanjang masa lockdown hingga 17 Mei mendatang.
Namun, pemerintah India menerapkan sejumlah kebijakan baru, yaitu mengizinkan penduduk untuk beraktivitas di sejumlah wilayah dalam area yang terbatas.
Baca Juga: China Berang India Batal Beli Alat Tes Covid-19 Akibat Tak Akurat
Pada hari Senin (4/5/20), beberapa kegiatan ekonomi dilanjutkan setelah hampir 5 minggu terhenti. Meski dilakukannya pelonggaran, orang-orang diwajibkan memakai masker, melakukan physical distancing, dan menjaga kebersihan.
Itulah perkembangan terkait kasus Covid-19 di 3 negara kawasan Asia Pasifik.(*)
#berantasstunting #hadapicorona
Source | : | nytimes.com,Japantimes,benarnews.org,Worldometers |
Penulis | : | Levi Larassaty |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar