GridHEALTH.id - Kekerasan kepada tenaga medis kembali terjadi di tengah pandemi Covid-19.
Kali ini tenaga medis bukan dikucilkan, diusir, tapi dipukul oleh pasiennya sendiri.
Karuan kejadian itu bikin heboh.
Kejadian itu terjadi di Samarinda.
Si pasien tega dan berani pukul perawat yang telah merawatnya dengan tulus dan kasih sayang karena keinginannya untuk pulang tidak diabulkan.
Baca Juga: Update Covid-19; Perkembangan Terbaru di 3 Negara Kawasan Asia Pasifik
Jadi, pria berinisial N usia 52 tahun Minggu (3/5/2020) ingin pulang ke rumahnya.
Dia adalah pasien positif Covid-19 yang menjalani perawatan karantina di RSUD Inche Abdoel Moeis, Samarinda.
Tapi tidak mendapat ijin. Sebab memang belum boleh pulang ke rumahnya.
Baca Juga: Pernikahan Selama 73 Tahun Harus Usai, Sepasang Lansia Meninggal Bersama Karena Covid-19
Alhasil, “Dia sempat pukul (kontak fisik) dengan perawat kami tadi pagi. Saya tidak mau detail cara pemukulan, tapi kondisi perawat kami tidak apa-apa,” ungkap Direktur RSUD IA Moeis, Syarifah Rahimah, saat dihubungi Kompas.com, Minggu.
Syarifah mengatakan, beruntung alat pelindung diri yang digunakan perawat tak sobek akibat pukulan tersebut.
Menurutnya, pasien itu telah berulang kali meminta pulang. Tapi, rumah sakit tak bisa mengabulkan permintaan pasien positif Covid-19 itu.
"Tapi kan enggak bisa, yang bersangkutan belum sembuh," kata Syarifah.
Setelah pemukulan itu, RSUD IA Moeis menghubungi Dinas Kesehatan Samarinda. Pasien itu akhirnya dipindahkan ke RS Karantina di Gedung Bapelkes Kaltim, Jalan Wolter Mongonsidi, Samarinda.
"Hand over pasien N sudah selesai dari RS IA Moeis ke RS Karantina pukul 11.00 WITA tadi, sudah dipindah ke karantina," kata Plt Kepala Dinas Kesehatan Samarinda, Ismid Kosasih.
Baca Juga: Minum Obat Saat Sahur, Sebelum Makan Atau Menjelang Imsak? Ini Penjelasannya
Baca Juga: Usai 3 Bulan Ditutup, Anak-anak di Vietnam Senang Bisa Kembali Sekolah
Dinas Kesehatan juga memasang terali di jendela kamar yang ditempati pasien N. Pintu kamar pasien N yang ada di RS Karantina pun digembok.
Kamar itu, kata Ismid, telah disiapkan khusus untuk pasien yang tak kooperatif selama menjalani perawatan.
“Ada tenaga psikolog di karantina. Kalau perlu, psikiater nanti kita siapkan,” ungkap Ismid.
Berulang kali berulah
Dalam catatan Kompas.com, pasien N telah berulang kali berulah saat menjalani perawatan dengan prosedur pasien Covid-19.
Pada Jumat (11/4/2020), pasien N mengamuk di RSUD Abdul Wahab Sjahranie (AWS). Saat itu, pasien tersebut berstatus pasien dalam pengawasan (PDP).
Ia memecahkan kaca jendela, mendobrak pintu, dan mengancam perawat menggunakan pecahan beling. Pasien N meminta pulang.
Baca Juga: Gugus Tugas Covid-19: 'Indonesia Belum Aman Sampai Vaksin Ditemukan'
Pasien itu dipulangkan ke rumahnya di Jalan Pemuda Dua, Samarinda.
Keesokan harinya, pasien yang tertular dari klaster Ijtima Ulama Gowa, Sulawesi Selatan, dibujuk untuk diisolasi kembali.
Ia pun dibawa ke ruang isolasi RSUD IA Moeis di Jalan HM Rifadin, Samarinda.
Pada Sabtu (18/4/2020), pasien itu mengamuk dan meminta izin pulang ke kampung halamannya, Banjarmasin. Ia beralasan sang ibu sedang sakit.
Baca Juga: Pola Makan Sehat, Kunci Dapatkan Manfaat Puasa bagi Penderita Penyakit Jantung
Pasien itu sempat meninggalkan kamar isolasi menuju pintu gerbang RSUD Inche Abdoel Moeis Samarinda.
Tapi, tim medis berhasil membujuk pasien itu setelah memanggil seseorang yang dianggap guru atau senior untuk menasihatinya.
Pada Selasa (21/4/2020), pasien N dinyatakan positif Covid-19. Hasil tes swab pasien PCR pasien itu dikeluarkan Balai Besar Laboratorium Kesehatan (BBLK) Surabaya.(*)
#berantasstunting
#HadapiCorona
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kembali Berulah, Pasien Positif Covid-19 Pukul Perawat karena Tak Diizinkan Pulang"
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar