GridHEALTH.id - Di tengah pandemi corona seperti saat ini, plasma darah menjadi hal paling berharga untuk menyembuhkan pasien Covid-19 melalui terapi plasma konvalesen.
Namun apa jadinya jika barang berharga tersebut mengalami kerusakan seperti yang terjadi pada pria ini?
Pria berusia 29 tahun asal Zhejiang, China tersebut memutuskan untuk mengunjungi dokter setelah mengalami sakit perut yang parah.
Melansir Hangzhou News, pria tersebut akhirnya melakukan pemeriksaan dan ditemukan bahwa ada perubahan dari plasma darahnya hingga berwarna putih susu layaknya lemak babi.
Usut punya usut, pria bernama Chen tersebut mengalami sakit perut dan perubahan plasma darah akibat sering mengonsumsi minuman ini.
Chen dilaporkan acap kali mengonsumsi minuman kekinian bubble tea hampir setiap hari.
Pria 29 tahun ini memiliki sejarah sebelumnya sebagai olahragawan dan suka menikmati minuman manis favoritnya segera setelah berolahraga.
Minuman ini termasuk minuman bersoda dan es teh susu untuk mendinginkan setelah olahraga.
Seiring berjalannya waktu, Chen berhenti berolahraga sesering mungkin tetapi tidak mengubah kebiasaan minumnya.
Bahkan akibat kegemarannya mengonsumsi minuman manis itu, Chen harus mengalami kenaikan berat badan hingga 40 kg dalam kurun waktu 6 bulan.
Yang paling parah, plasma darah yang seharusnya berwarna kekuningan, kini berubah menjadi putih susu seperti lemak babi yang dipadatkan.
Melihat hal ini, beberapa ahli menuturkan bahwa perubahan plasma darah seseorang bisa diakibatkan oleh meningkatkan kadar lemak dalam darah.
Menurut Dr. Shankar Subramanian dari Armed Forces Medical College, perubahan warna plasma darah ini terlihat pada hipertrigliseridemia.
Hipertrigliseridemia merupakan kondisi di mana kadar lemak dalam darah seseorang mengalami peningkatan secara drastis.
Hal ini bisa meningkatkan risiko stroke, serangan jantung, dan penyakit jantung.
"Saya ingat seorang pasien HIV yang menggunakan protease inhibitor yang memiliki kadar serum dan trigliserida seperti susu pada 1930 mg/dl. Dia merespons fenofibrate dengan sangat baik dengan kadar trigliserida menetap hingga 185 mg/dl. Penyebab lain dari TG tinggi seperti itu biasanya sindrom keluarga," ucap Subramanian dalam laman Researche Gate.
Meski demikian, hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa kadar trigliserida Chen juga 20 kali lipat dari rata-rata orang.
Adapun kolesterolnya, dia dilaporkan mencatat angka yang 4 kali lebih tinggi dari tingkat sehat.
Dokternya berpendapat bahwa kondisi plasma darahnya, juga dikenal sebagai hiperlipidemia, mungkin disebabkan oleh pankreatitis akut atau peradangan pankreas. (*)
#berantasstunting #hadapicorona
Source | : | ResearchGate,Hangzhou News |
Penulis | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Editor | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Komentar