GridHEALTH.id - Pekan lalu, tepatnya Senin (11/5/20) Korea Selatan kembali melaporkan adanya peningkatan kasus virus corona (Covid-19) di wilayahnya.
Meski tidak menjulang tinggi, yakni sebanyak 35 kasus Covid-19, namun munculnya angka itu muncul usai Korea Selatan hanya mencatat kenaikan satu digit kasus selama 12 hari sebelumnya.
Kasus baru tersebut muncul seiring ditemukannya kluster penyebaran baru di Korea Selatan, yakni Itaewon.
Hal ini sontak membuat Korea Selatan kini mengantisipasi gelombang kedua virus corona.
Ironisnya gelombang kedua ini terjadi hanya satu minggu setelah pemerintah Korea Selatan melonggarkan kebijakan karantina wilayah dan tinggal di rumah yang sebelumnya diberlakukan sejak bulan Maret.
Baca Juga: Gelombang Baru Virus Corona Muncul, Pakar Sebut Physical Distancing Perlu Dilakukan Hingga 2022
Dalam hal ini, gelombang kedua yang muncul di Korea Selatan diduga menyebar melalui kelab malam di wilayah Itaewon yang baru dibuka kembali.
Di mana berawal dari seorang pria yang menghabiskan waktu di lima kelab dan bar di Itaewon pada awal Mei.
Setelah hasil tes medis pria berusia 29 tahun tersebut keluar pada 6 Mei, hasil menunjukkan ia positif virus corona (Covid-19).
Mengetahui hal tersebut, pada 9 Mei pemerintah setempat segera memerintahkan penutupan lebih dari 2.000 kelab malam dan bar di Itaewon untuk mencegah meluasnya penularan baru.
Menurut The Korea Centers for Disease Control and Prevention (KCDC), para pejabat melacak sekitar 1.900 orang yang telah pergi ke kelab , yang dapat ditingkatkan menjadi 7.000.
Oleh karenanya, KCDC meminta siapa pun yang ada di sana minggu lalu untuk melakukan isolasi diri selama 14 hari dan diuji.
Baca Juga: Update Covid-19; Ditemukan Fakta Baru, Positif Palsu pada Ratusan Pasien di Korea Selatan
"Kasus ini sekali lagi menunjukkan penyebaran virus yang cepat serta daya menular yang tinggi," kata direktur KCDC Jeong Eun-kyeong dalam briefing, dikutip dari The Jakarta Post.
"Kami sedang berjuang melawan waktu untuk mencegah transmisi tambahan di komunitas lokal." ujar dia.
Melansir AFP, Pemerintah Seoul juga mendesak semua orang yang mengunjungi wilayah itu selama dua minggu terakhir untuk melakukan dites Covid-19.
Namun pemerintah mengaku kesulitan mengingat wilayah Itaewon kerap dikunjungi ratusan orang dalam semalam.
"Mayoritas pengunjung tidak dapat dijangkau," kata Perdana Menteri Chung Sye Kyun dikutip dari AFP, Senin (11/5/20).
Dengan demikian, PM mengimbau kepada semua orang yang mengunjungi wilayah Itaewon yang merasa terpapar Covid-19 untuk melakukan pemeriksaan.
"Jika kamu ragu (terinfeksi atau tidak), jam harian kita mungkin berhenti selama sebulan. Silakan hubungi klinik atau pusat kesehatan terdekat sekarang," lanjutnya.
Dilansir dari The Jakarta Post, Presiden Moon Jae-in mengatakan, sebuah cluster baru di negara itu menunjukkan virus dapat menyebar secara luas kapan saja, dan memperingatkan gelombang kedua akhir tahun ini.
Baca Juga: Pejabat Penanganan Virus Corona di Korea Selatan Bunuh Diri, Frustasi Lihat Jumlah Korban?
"Ini belum berakhir sampai selesai. Kita tidak boleh menurunkan kewaspadaan kita tentang pencegahan epidemi," kata Presiden Moon Jae-in.
"Kami berada dalam perang yang berkepanjangan. Saya meminta semua orang untuk mematuhi tindakan pencegahan dan peraturan keselamatan sampai situasinya selesai bahkan setelah melanjutkan kehidupan sehari-hari." tambah dia.(*)
#berantastunting #hadapicorona
Source | : | The Jakarta Post,AFP |
Penulis | : | Levi Larassaty |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar