GridHEALTH.id - Susu Penting Saat Puasa, Khususnya untuk Berbuka, Tapi Bukan dengan yang Manis.
Itulah kenyataanya. Sebab saat puasa energi kita terkuras, karenanya mereka yang menjalankan puasa merasa lemas hingga kurang konsentrasi.
Nah, susu bisa mebemberikan suplai yang dibutuhkan manusia yang berpuasa secara mudah dan lengkap. Ibarat booster, susu adalah booster saat puasa.
Baca Juga: Jangan Sekali-kali Membawa dan Menyimpan Hand Sanitizer di Dalam Mobil
Sebab gizi susu lengkap, dan mudah diserap alias diabsorpsi oleh tubuh. Apalagi anak.
Untuk diketahui, selama puasa tubuh kita mengalami beberapa perubahan biologis.
Enzim yang biasanya diproduksi oleh sistem pencernaan telah berhenti diproduksi atau telah sangat berkurang.
Karenanya saat buka puasa harus hati-hati dan pintar memilih apa yang dimakan.
Ingat, melansir allaboutfasting.com dalam artikelnya yang berujudul Guidelines for Breaking a Fast, Introducing foods carefully and gradually is key, lapisan lendir pelindung lambung saat puasa dapat berkurang, membuat dinding lambung lebih rentan terhadap iritasi.
Reintroduksi makanan yang lembut saat berbuka diperlukan saat berbuka.
Karenanya saat buka puasa, dianjurkan dimulai dengan makanan yang paling sederhana dan paling mudah dicerna. Yaitu, yang paling baik mendukung proses ini.
Semua yang terasa pedas, asam, juga mengandung kopi dan teh harus dihindari. Begitu juga yang kaya alias tinggi gula dan kelompok karbidrat sederhana.
Baca Juga: 4 Kebiasaan karena Dipaksa Selama PSBB Membuahkan Budaya Baru di Masyarakat Indonesia
Jadi saat berbuka puasa utamakan mengutamakan konsumsi cairan tanpa perasa ketimbang langsung menyantap hidangan manis. Apalagi susu kental manis yang diminum langung.
British Nutrition Foundation merekomendasikan, buka puasa yang baik harus dimulai dengan mengembalikan cairan tubuh yang hilang.
Caranya dengan meminum setidaknya dua gelas air putih (500 ml).
Setelah itu mulai dengan makanan kecil, berkembang secara bertahap menuju makan besar.
Saat makan, kunyah makanan dengan baik. Ini akan sangat membantu pencernaan.
Baca Juga: Seorang Pria Gunakan Uang Kertas Untuk Tangkal Covid-19, Alasannya Tak Terduga
Pilih makanan yang mengandung enzim hidup dan bakteri baik. Makanan segar dan mentah penuh dengan enzim hidup yang baik untuk tubuh dan pencernaan.
Probiotik, atau bakteri "baik", dapat ditemukan dalam produk makanan yang difermentasi secara alami, seperti yogurt, asinan kubis, dan miso, juga bisa ditemukan dalam produk susu khusus, seperti susu pertumbuhan anak.
Susu di sini bisa kita konsumsi, baik dengan cara diminum langsung, maupun dibuat makanan atau minuman segar seperti es buah segar.
Asal tahu saja susu produk gizi lengkap yang mudah serap tubuh, tak terkecuali oleh anak, seperti susu pertumbuhan yang baik dijasikan dalam menu buka puasa bagi mereka.
Setelah itu, kita baru boleh mengonsumsi makanan yang mengandung gula untuk memulihkan energi.
Baca Juga: 4 Orang Anak Ditinggal Selamanya Oleh Orangtua Mereka Karena Virus Corona di Luar Negeri
Salah Kaprah Buka Puasa dengan yang Manis
Makanan dan minuman manis saat buka puasa identik dengan teh manis, kolak bersantan, kolang-kaling manis, hingga es campur yang dicampur susu kental manis, diberi gula, dan sirup.
Guru besar Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI-RSCM, dr. Ari Fahrial Syam, menyebut banyak orang keliru menginterpretasikan maksud dari ‘berbuka dengan yang manis’.
Baca Juga: Masuk The New Normal Indonesia Akan Dihadapkan pada Baby Boom, Ada Potensi Kelahiran 420.000 Bayi
“Berbuka dengan yang manis tapi jangan berlebihan, apalagi kalau manisnya berasal dari gula,” kata dr. Ari, seperti telah diberitakan oleh GridHEALTH.id (19 April 2020), dalam artikel berjudul Buka Puasa dengan yang Manis, Maksudnya Bukan dengan Makanan dan Minuman Rasanya Manis, Tapi dengan Ini.
Memang benar, mengonsumsi makanan atau minuman manis baik dilakukan pada saat buka puasa, agar dapat segera memulihkan energi setelah seharian berpuasa.
Tapi dr. Ari mengingatan, kandungan karbohidrat yang ada di dalam makanan dan minuman manis seperti teh manis, kolak bersantan, es buah, dan sebagainya bersifat sederhana.
Begitu juga dengan susu kental manis, yang kaya gula dan kalori. Karena isinya dominan gula daripada kandungan susunya, apalagi gizi penting lainnya bagi anak.
Artinya, makanan dan minuman manis tersebut sangat mudah dipecah dan dicerna menjadi gula darah.
Sehingga apabila gula dikonsumsi berlebih, maka gula darah akan melonjak dalam tubuh dan membuat orang mudah mengantuk, lemas dan menimbun lemak.
Untuk susu kental manis, menurut dr. Luciana B. Sutanto, MS. SpGK., spesialis gizi klinik dari Departemen Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran UI, saat diwawancara oleh GridHEALTH.id (17 Mei 2020) baiknya untuk pelengkap dalam membuat hidangan buka puasa.
Misal, untuk membuat es buah yang tentu disukai anak dan baik untuk penambah energi bagi anak saat buka puasa.
Namun,es buah setelah diberi susu kental manis jangan diberi gula atau sirup lagi, supaya gula pada es buah tidak berlebihan. Yang akhirnya membahayakan kesehatan.
Ingat, makan berlebih gula, bisa meningkatkan kadar gula dalam darah, mudah mengantuk. Risiko paling seramnya obesitas, juga diabetes.
Karenanya susu kental manis boleh saja diminum oleh orang dewasa yang sehat, tapi bagi anak jangan.
Orang dewasa sehat pun jangan mengonsumsi susu kental manis setiap hari untuk diminum, tak terkecuali saat puasa.
Kalaupun mau mengonsumsi yang manis-manis saat berbuka puasa, dr. Ari menjelaskan bahwa kandungan karbohidrat dalam buah, seperti kurma merupakan karbohidrat kompleks. Itu yang harus dipilih.
Karbohidrat kompleks akan lebih lambat dipecah atau dicerna menjadi gula darah, dengan demikian gula darah akan tetap stabil atau tidak mengalami fluktuasi yang tinggi.
Baca Juga: Demi Baju Lebaran, Warga Rela Berdesakan di Zona Merah Covid-19 di Tanah Abang
Selain itu karbohidrat kompleks juga sangat membantu proses metabolisme energi tubuh.
Oleh karenanya, dr. Ari merekomendasikan untuk mengonsumsi rasa manis dari gula yang kompleks, berasal dari buah-buahan, seperti kurma, madu atau gula aren.
Susu kental manis tidak termasuk di dalamnya, malah baiknya dihindari, kecuali terpaksa. Misal tidak ada lagi pilihan.(*)
#brantasstunting
#HadapiCorona
Source | : | British Nutrition Foundation,GridHealth.ID,allaboutfasting.com |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar