GridHEALTH.id - Disaat banyak warga yang sadar akan bahaya virus corona (Covid-19), seorang Wali Kota justru dikabarkan asyik melanggar aturan yang diterapkan pemerintah.
Bahkan sang Wali Kota disebut terlalu menganggap remeh wabah Covid-19 ini.
Dimana ia justru asyik mabuk bersama teman-temannya ditengah ketentuan jam malam yang sudah disepakati oleh pemerintah.
Alhasil kejadian ini pun membuat para warga murka dan melaporkannya kepada pihak berwenang.
Dilansir dari Daily Mail (21/5/2020), pelaku diketahui bernama Jamie Rolando Urbina Torres, seorang Wali Kota di Tantara, daerah kecill di Peru.
Ia ditangkap karena tidak menerapkan standar keselamatan di seluruh kota yang seharusnya dilakukan.
Baca Juga: Masih Tidak Ada Bukti Penularan Virus Corona Bisa Lewat Kontak Permukaan, Ini Jawaban WHO
Baca Juga: 3 Kriteria Penumpang yang Diizinkan Naik Kereta Api Selama Pandemi Covid-19
Disebutkan bahwa Tantara, begitu juga dengan tempat lainnya di seluruh Peru, secara resmi memberlakukan lockdown dari pemerintah pusat 66 hari lalu.
Namun, warga lokal yang marah mengungkapkan, Urbina Torres hanya memenuhi aturan itu selama delapan hari.
Baca Juga: Hukum dalam Islam Kegiatan Donor Darah Saat Puasa di Bulan Ramadan
Setelah itu dia mengabaikannya dan malah mabuk-mabukan bersama temannya.
Dia juga dituduh gagal untuk memberlakukan pemeriksaan keselamatan, untuk memastikan warga yang berada dari luar tak bisa masuk Tantara.
Alhasil dia pun menjadi sasaran kemarahan warganya dalam pertemuan kota pada 9 Mei.
Baca Juga: Agar Terhindar Dari Komplikasi, Ikuti 5 Tips Puasa Penderita Diabetes
Bahkan, pejabatnya menyerang balik ketika Torres memberi pembelaan.
Saat ditangkap pihak berwenang, Torres dilaporkan pura-pura mati dengan berbaring di sebuah peti sambil mengenakan masker ketika hendak ditangkap (18/5/2020).
Melihat kejadian ini tentu wajar jika warga disana sangat marah pada kepemimpinan Torres.
Baca Juga: Susu Penting Saat Puasa, Khususnya untuk Berbuka, Tapi Bukan dengan yang Manis
Pasalnya menurut laporan woldometers.info/coronavirus peru merupakan negara dengan jumlah kasus dan kematian Covid-19 yang cukup tinggi di benua Amerika Selatan.
Hingga Jumat (22/5/2020) pagi saja, tercatat ada sebanyak 108.769 kasus Covid-19 yang terkonfirmasi.
Baca Juga: Jangan Sekali-kali Membawa dan Menyimpan Hand Sanitizer di Dalam Mobil
Dimana 3.148 diantaranya telah dinyatakan meninggal dunia.
Sebagai catatan kawasan Amerika Selatan kini menjadi episentrum baru Covid-19, di mana baik kasus infeksi dan kematiannya meningkat cepat melebihi wilayah lain di dunia.
Region tersebut kini sudah melaporkan 2,1 kasus penularan Covid-19.
Jauh lebih banyak dari episentrum sebelumnya, Eropa, dengan 1,9 juta kasus.
Benua Biru memang masih menjadi kawasan dengan jumlah korban meninggal terbanyak dengan 169.000.
Angka kematian harian di Amerika Latin mengkhawatirkan.(*)
Baca Juga: 4 Kebiasaan karena Dipaksa Selama PSBB Membuahkan Budaya Baru di Masyarakat Indonesia
#berantasstunting
#hadapicorona
Source | : | Kompas.com,worldometers.info/coronavirus |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar