Pemerintah Indonesia sebelumnya sudah menganjurkan para dokter untuk memakai obat itu buat menangani semua pasien Covid-19 baik yang kondisinya masih ringan hingga parah.
Indonesia bahkan meningkatkan produksi obat itu sejak Maret dengan mengeluarkan 24 lisensi kepada produsen lokal yang sudah menyiapkan jutaan dosis.
Erlina Burhan, dokter yang ikut membantu membuat panduan penanganan pasien Covid-19 sebagai anggota Asosiasi Pulmonologist Indonesia, membenarkan asosiasinya menerima surat anjuran dari WHO untuk menunda penggunaan obat itu.
"Kami sudah membahas masalah ini dan masih ada perdebatan. Kami belum sampai pada kesimpulan," katanya kepada Reuters.
Juru bicara WHO untuk Indonesia belum memberi tanggapan soal ini. Kementerian Kesehatan, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan juru bicara Gugus Tugas Covid-19 juga belum memberikan tanggapan.
Pekan lalu jurnal medis Lancet mempublikasikan penelitian yang menemukan pasien Covid-19 yang dirawat dengan dua obat itu mengalami masalah jantung dan ada kemungkinan meninggal.
Uji coba, yang melibatkan secara aktif pasien dari 400 lebih rumah sakit di 35 negara, adalah upaya penelitian global untuk menemukan terapi yang aman dan efektif untuk Covid-19.Tedros menambahkan, uji coba lainnya sedang berlangsung.
Baca Juga: Bisnis Baru Jeli Lihat Peluang, Rumah Sakit Sediakan Surat Layak Terbang Bebas Covid-19
Baca Juga: 5 Tanda Tubuh Terserang Multiple Sclerosis, Penyakit Autoimun yang Patut Diwaspadai
"Kekhawatiran ini terkait dengan penggunaan hydroxychloroquine dan chloroquine dalam Covid-19. Saya ingin menegaskan kembali bahwa obat ini diterima karena secara umum aman untuk digunakan pada pasien dengan penyakit autoimun atau malaria," pungkas Tedros.(*)
#berantasstunting #hadapicorona
Source | : | Reuters,CNN,WHO |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar