Dilaporkan, Swedia telah mencatat 4.468 kematian Covid-19.
Angka tersebut sangat tinggi dibandingkan negara gugus Nordik (Eropa Utara) lainnya.
Dibandingkan Denmark, Finlandia dan Norwegia, dari data Johns Hopkins University, mencatat kematian berturut-turut 580, 320 dan 237 kematian.
Angka kematian Covid-19 di Swedia digambarkan Tegnell sebagai "terlalu tinggi".
"Pahit-pahitnya jika ada penyakit yang sama lagi, melihat apa yang terjadi sekarang, kurasa kami akan lakukan sesuatu antara apa yang Swedia lakukan dan dilakukan seluruh dunia," ujarnya.
Baca Juga: Bahu dan Leher Sering Kaku, Risiko Menderita Frozen Shoulder
Baca Juga: Studi: Tes Darah Dapat Memprediksi Kapan Datangnya Menopause
"Akan bagus jika tahu lebih jelas apa yang harus kita lakukan untuk hentikan penyebaran penyakit ini," tambahnya.
Sebelumnya, Tegnell dan pemerintah Swedia telah dikritik karena tidak lakukan pencegahan maksimal untuk lindungi para warga lansia.
Karenanya dirinya dan pemerintah Swedia meminta maaf karena hal tersebut.
Seperti telah diberitakan GridHEALTH.id (27 Mei 2020), Swedia jujur mengungkapkan bahwa meskipun mengadopsi langkah-langkah yang lebih santai untuk mengendalikan virus corona, hanya 7,3% orang di Stockholm yang mengembangkan antibodi yang diperlukan untuk melawan penyakit pada akhir April.
Baca Juga: Dikenal Kaya Serat dan Menyehatkan, Makan Tahu Tiap Hari Sebabkan 5 Bahaya Mengerikan bagi Tubuh
Source | : | euronews.com,GridHealth.ID |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar