GridHEALTH.id - Presiden Joko Widodo (Jokowi) berharap agar Indonesia bisa mandiri dalam memproduksi vaksin virus corona.
Oleh karenanya, Jokowi meminta para peneliti di Indonesia untuk segera menemukan vaksin Covid-19.
Hal itu sebagaimana disampaikan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy usai rapat terbatas, seperti dikutip dari Tribunnews, Kamis (4/6/2020).
"Terkait vaksin, Indonesia harus mandiri. Target Indonesia bisa memproduksi akhir tahun ini. Sehingga tadi Presiden menginstruksikan peneliti kita untuk mencari, menemukan vaksin untuk digunakan Indonesia sendiri," ucap Muhadjir.
Seperti diketahui, saat ini ada sebanyak 147 lembaga di dunia yang tengah menciptakan vaksin virus corona.
Baca Juga: Update Covid-19; Vaksin Buatan China 99 Persen Diklaim Akan Berhasil
Namun, mengingat jumlah penduduk Indonesia yang tak sedikit jumlahnya, sehingga Indonesia perlu mandiri dalam hal ini, sebab dari 147 lembaga mereka cenderung memprioritaskan kebutuhan vaksin untuk negaranya sendiri.
"Kita punya 270 juta warga sehingga mau tidak mau, tidak mungkin mengandalkan impor. Jadi harus siap siap riset vaksin untuk Indonesia sendiri," jelasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, saat ini kandidat vaksin virus corona yang dianggap unggul adalah vaksin BNT162 milik perusahaan farmasi Amerika Serikat, yakni Pfizer yang bekerjasama dengan perusahaan mRNA Jerman, BioNTech.
Apabila vaksin BNT162 mendapat respon positif, maka vaksin tersebut akan tersedia pada akhir Oktober 2020.
"Jika semuanya berjalan dengan mulus dan selaras, kami akan punya cukup bukti keamanan dan kemanjuran bagi kami untuk percaya diri mengatakan kepada FDA (Food and Drug Administration) dan EMA (European Medicines Agency), kami memiliki vaksin pada akhir Oktober,” ujar Chief Executive Officer Pfizer Inc, Albert Bourla, dikutip dari laman Asianlite, Minggu (31/5/2020).
Apabila Indonesia memproduksi vaksin virus corona, maka setidaknya membutuhkan waktu minimal satu tahun.
Hal itu sebagaimana disampaikan oleh Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Bambang Brodjonegoro.
"Bagaimana soal obat dan vaksin? Ini jangka menengah panjang. Untuk vaksin corona, misalnya, kira-kira dibutuhkan paling tidak satu tahun ya minimal," terang Bambang di Graha BNPB, Jakarta, ditulis Selasa (7/4/2020).
Selain soal vaksin, Muhadjir juga mengatakan, Jokowi meminta alat untuk mengambil sampel ditenggorokkan sebagai bagian dari tes Polimerase Chain Reaction (PCR) agar bisa diproduksi di dalam negeri.
Baca Juga: Keunggulan PCR Buatan Dalam Negeri untuk Deteksi Covid-19, Menggunakan Sampel Pasien Orang Indonesia
Sebab, sampai saat ini pengadaan alat tes PCR masih mengandalkan produksi dari negara lain.
"Ada satu hal yang harus diselesaikan pak Menristek yaitu coloknya untuk hidung dan tenggorokan belum produksi, padahal PCR sudah bisa, karena itu tadi bapak Presiden meminta itu untuk dipenuhi sehingga tidak lama kita bisa menggunakan PCR dalam negeri sendiri yang kualitasnya sudah teruji secara medis," ucap Muhadjir.(*)
#berantasstunting #hadapicorona
Source | : | tribunnews |
Penulis | : | Levi Larassaty |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar