Baca Juga: Ahli Epidemiologi: Indonesia Tengah Memasuki Puncak Pandemi Virus Corona
Hal senada diutarakan pula oleh dr. Pittara Pansawira, MGizi saat diwawancara GridHEALTH.id dengan pertanyaan, saat pandemi sekarang ini pemerintah memberikan bansos pada masyarakat, salah satu isi paket bansos adalah susu kental manis. Bagaimana menurut dokter?
Dijawab oleh lulusan S1 FK Universitas Brawijaya dan S2 FK Universitas Indonesia, "Menurut saya, pemberian susu kental manis dalam bansos kurang tepat." Ingat, lanjutnya, susu kental manis harga per sachet lebih mahal daripada susu bubuk sachet (7500 IDR vs 4500 IDR). Jadi kenapa harus susu kental manis?
Harus diingat dan diketahui, kandungan gula dalam 1 sajian susu kental manis terdapat di dalam label (sekitar 16-19 gram per sajian. Atau sekitar 1 – 1,5 sendok makan gula dalam satu sajian).
Baca Juga: Menurut Psikolog, Ini Tahapan Psikologis Manusia dalam Menghadapi New Normal
Karenanya susu kental manis tidak disarankan diberikan kepada anak. Alasannya, karena kandungan proteinnya sangat sedikit (hanya 1 gram per sajian. Dibandingkan dengan susu bubuk, yaitu 4-6 gram per sajian) dan gulanya sangat banyak.
Jadi tak heran bukan, jika susu kental manis diminum anak secara rutin dapat menyebabkan asupan gula berlebihan, gigi rusak, risiko terkena diabetes, dan kegemukkan pada anak.
Jika itu yang terjadi, bagaimana Indonesia bisa terbebas dari stunting?(*)
Baca Juga: Menurut Psikolog, Ini Tahapan Psikologis Manusia dalam Menghadapi New Normal
#berantasstunting
#HadapiCorona
Source | : | liputan 6,Sindonews,Republika.co.id |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar