GridHEALTH.id - Usai dianggap menjadi sumber wabah virus corona (Covid-19), China kembali menjadi sorotan dan dikecam dunia.
Hal ini dikarenakan China masih nekat menggelar Festival Makan Daging Anjing pada 21-31 Juni 2020.
Alhasil kritik dan kecaman dunia pun makin kencang ke China karena dianggap tak sensitif pada keresahan dunia pada pandemi virus corona.
Belum lagi banyak juga kecaman dari kalangan para pecinta hewan.
Festival yang berlangsung saat pergantian musim panas ini diketahui tengah diselenggarakan di Yulin, China.
Acara yang berlangsung mulai 21 - 31 Juni 2020 ini memperdagangkan lebih dari 10.000 daging anjing.
Tak hanya daging anjing, festival tersebut juga memperdagangkan daging kucing dan hewan liar lainnya.
Baca Juga: Hasil Studi; Anjing Mampu Deteksi Covid-19, Keberhasilannya Hampir 100%
Mengutip The New York Times, sejak virus corona mewabah di Negera Tirai Bambu pada akhir tahun lalu, pemerintah China telah melarang konsumsi daging anjing dan daging kucing.
Kota seperti Shenzhen dan Zhunhai menjadi daerah pertama yang menerapkan larangan tersebut.
Pada bulan lalu, Kemeterian Pertanian Tiongkok sudah memasukkan anjing sebagai daftar hewan peliharaan dan bukan termasuk hewan ternak.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga memberikan peringatan keras terkait larangan memperdagangkan daging anjing sebagai bahan makanan.
Ini dikarenakan hewan tersebut bisa berisiko menularkan beberapa penyakit.
Menurut laman One Green Planet, mengonsumsi daging anjing bisa saja menimbulkan 3 gangguan kesehatan, seperti:
1. Rabies
Salah satu bahaya terbesar dari daging anjing adalah penyebaran rabies ke hewan dan manusia.
Menurut catatan Center for Disease Control and Prevention(CDC), hanya 10 orang yang pernah selamat dari penyakit mengerikan ini.
Ini jelas menjadi perhatian utama ketika penyakit berbahaya dan mematikan seperti itu dapat dengan mudah menyebar.
Baca Juga: Hamil Besar, Tasya Farasya Ngepel Jongkok, Agar Persalinan Lancar?
2. Infeksi bakteri
Menurut WHO, mengonsumsi daging anjing membuat seseorang berisiko terkena infeksi bakteri mematikan seperti E. Coli 107 dan salmonella (umumnya ditemukan pada daging yang terkontaminasi), serta berisiko tertular penyakit bakteri serius dan berpotensi mematikan lainnya seperti antraks, brucellosis, hepatitis, dan leptospirosis.
Bahkan setelah parasit ini berada di tubuh manusia, mereka dapat menyebabkan peradangan pada pembuluh darah yang menyebabkan pendarahan di dasar kuku dan mata, di samping kelemahan otot yang parah.
Baca Juga: 15 Pasien Covid-19 Sembuh Usai Terapi Mancing Ikan Lele, Kok Bisa?
3. Resistensi antibiotik
Ada beberapa bukti yang menunjukkan bahwa peternak memberikan antibiotik dan vaksin secara sembarangan kepada anjing.
Anjing di peternakan kotor ini diberikan antibiotik dan vaksin dalam jumlah besar untuk melawan kondisi penyakit di peternakan.
Namun hal ini malah bisa memicu terjadi berbagai penyakit pada tubuh manusia yang mengonsumsi daging anjing tersebut.
Baca Juga: Heroik, Pak Lurah Menolong Persalinan Dadakan di Pinggir Jalan Seorang Diri, Si Ibu Bukan Warganya
Sementara itu, aktivis hewan di China, Cynthia Zhang, telah berusaha keras bertahun-tahun untuk memperjuangkan hingga memprotes agar pemerintah mau membuat larangan tegas tentang anjing dan kucing sebagai bahan makanan.
"Kami telah menangani masalah ini selama bertahun-tahun, tetapi pemerintah terus mengeluarkan uang," kata Cynthia.
Mengonsumsi daging anjing di China pun menjadi sorotan dunia. Namun, larangan tersebut diabaikan oleh sejumlah pedagang dan masyarakat di negara tersebut.
Hal ini terbukti dengan kembalinya diadakannya The Yulin Lychee and Dog Meat Festival pada tahun ini.(*)
#berantasstunting #hadapicorona
Source | : | Tribunstyle.com,onegreenplanet.org |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar