GridHEALTH.id - Dewasa ini, orang-orang dengan bebas merokok di berbagai tempat, seperti di dalam restoran, fasilitas umum, dan lainnya.
Sebagai alternatif, tak jarang orang memilih merokok di dalam mobil yang dianggap menjadi tempat privasi yang lebih tepat daripada di fasilitas umum yang mana bisa mengganggu orang lain.
Baca Juga: WHO Sebut Jumlah Perokok Sumbang Kematian Tinggi Pasien Covid-19 di Indonesia
Namun, penelitian di Universitas California, San Diego, dan Universitas Negeri San Diego menunjukkan bahwa merokok di lingkungan tertutup seperti mobil secara serius menyurvei interior dengan nikotin dan polutan asap lainnya.
Polusi nikotin semacam itu merupakan paparan pihak ketiga.
Adapun studi lainnya tahun 2011 yang mengukur partikel racun tembakau di dalam mobil di mana seseorang telah merokok, mendapati bahwa tingkat asap rokok yang ada di mobil sebanding dengan orang-orang di pub yang dipenuhi asap sebelum diberlakukannya larangan merokok.
Baca Juga: Sempat Alami Masalah Serius, Begini Cara Vina Panduwinata Berhenti Merokok Usai 40 Tahun Kecanduan
Baca Juga: Berkah Pandemi Covid-19, Kasus KDRT di Sleman Mengalami Penurunan
Seperti diketahui, merokok tidaklah menguntungkan bagi kesehatan, terlebih jika seseorang memilih untuk merokok di dalam mobil ketika tengah bersama dengan anak-anak, maka memungkinkan anak-anak mendapati dampak buruk dari paparan asap rokok tersebut.
Dikutip dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC), perokok pasif menyebabkan banyak masalah kesehatan pada bayi dan anak-anak, termasuk serangan asma yang lebih sering dan parah, infeksi pernapasan, infeksi telinga, dan sindrom kematian bayi mendadak.
Baca Juga: Miris! Demi Terhindar dari Virus Corona, Anak-anak hingga Ibu Menyusui Gunakan Rokok Herbal
Ketika anak-anak terpapar di dalam kendaraan seperti mobil, risiko ini secara substansial diperkuat.
Faktanya, studi penelitian Stanford menunjukkan bahwa merokok hanya setengah dari satu batang rokok di dalam kendaraan dapat menghasilkan tingkat asap bekas 10 kali lebih tinggi dari batas berbahaya yang ditetapkan oleh Environmental Protection Agency.
Baca Juga: Stop Merokok Jika Tak Ingin Tertular Virus Corona, Ini Alasannya
Bahkan dengan kondisi jendela yang terbuka, kadar toksin dan karbon monoksida masih sangat tinggi.
Untuk itu CDC menganjurkan para orang tua untuk melindungi anak-anak dari perokok pasif dengan mengambil tindakan, salah satunya menyebutkan 'Jangan mengizinkan siapapun merokok di dalam mobil, bahkan di dengan kondisi jendela terbuka'.
Baca Juga: 4 Jenis Hormon Bahagia Pada Tubuh Perlu Dibangkitkan Supaya Tidak Stres, Ini Caranya
Dengan menghindari dan melarang merokok di kendaraan yang membawa anak-anak, maka dapat membantu anak-anak bernafas lebih mudah dan hidup lebih sehat.
Dikutip dari BBC, Dr Charles Godden, seorang konsultan dokter anak di Rumah Sakit Wilayah Royal Surrey yang juga spesialis penyakit pernapasan dan juru bicara British Lung Foundation, mengatakan ia memahami mengapa beberapa perokok akan membenci pembatasan lebih lanjut atas kebebasan mereka.
Baca Juga: 6 Cara Mujarab Hadapi Stres Akibat Virus Corona Covid-19 Menurut WHO
Tetapi dia mengatakan bahwa larangan sebelumnya mengemudi saat mabuk, dengan ponsel atau tanpa sabuk pengaman, telah membuktikan cara paling efektif untuk mengubah perilaku.
"Saya ingat orang-orang merokok di kereta bawah tanah [London Underground] dan saya pikir ini adalah sesuatu yang serupa," katanya.
Baca Juga: Nikmati Manfaat Berhenti Merokok, Wajah Pemuda Ini Berubah Menjadi Glowing dan Tampak Awet Muda
"Anda dapat mengubah perilaku orang menjadi lebih baik. Itu hanya perlu diubah menjadi praktik kotor yang tidak dapat diterima.
Aku ingin sekali mendengar seseorang menjelaskan mengapa merokok di mobil dengan seorang anak di dalamnya masuk akal." tambah dia.(*)
#berantasstunting #hadapicorona
Source | : | psychology today,CDC,BBC |
Penulis | : | Levi Larassaty |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar