Mereka mengatakan, penelitian ini dapat membantu memahami apakah pasien dengan gejala yang lebih parah dapat menghasilkan sel T spesifik, yang melindungi virus sama sekali.
Selain itu, dapat memberikan petunjuk mengenai sel yang bertanggung jawab atas tanggapan kekebalan berlebihan yang telah menyebabkan kematian banyak pasien Covid-19.
Dalam penelitian tersebut, para ilmuwan, termasuk Daniela Weiskopf dari La Jolla Institute for Immunology di AS, mengekstraksi sel darah dari 10 pasien setiap minggu, dimulai segera setelah mereka dirawat di ICU Covid-19.
Mereka mengekspos sel-sel ini pada 'megapools', komponen protein SARS-CoV-2 yang diketahui dalam suatu teknik dimaksudkan untuk menangkap sebagian besar dari total sel T yang reaktif terhadap virus.
Para peneliti menemukan bahwa sel T helper CD4 + spesifik SARS-CoV-2 aktif pada 10 pasien, dan sel T 'pembunuh' CD8, terdapat pada 8 dari 10 pasien.
Mereka juga mengkarakterisasi produksi sel dari molekul pensinyalan sel pemicu sel spesifik yang disebut 'badai' sitokin.
Baca Juga: Hasil Studi, Minum Susu Bisa Jadi Penawar Rasa Pedas di Mulut
Baca Juga: Belum Banyak Diketahui, Silent Stroke Minim Gejala Tapi Picu Demensia
Menurut para ilmuwan, tanggapan terkuat diarahkan pada protein permukaan spike (S) virus, yang mendukung penelitian sebelumnya yang telah menunjuk protein ini sebagai target yang menjanjikan untuk menginduksi sel T spesifik virus.
Source | : | Reuters,Times of India,viva.co.id |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar