Yakni dengan memakai sepeda berdasarkan medan, serta memakai alat ukur jantung dan tidak terlalu bernafsu saat bersepeda.
“Jadi jangan bernafsu, kenapa saya pakai (alat ukur jantung), supaya tidak pingsan lagi. Pingsannya bisa siuman, malunya itu enggak habis-habis,” ujar Ganjar seraya terbahak.
Ia juga berbagi tiga rumus sederhana dalam bersepeda, diantaranya:
1. Pelajari teknik mengayuh
Ternyata banyak yang salah dalam teknik kayuh, terlebih saat berada di tanjakan.
“Ngayuhnya kecepeten (terlalu cepat), akhirnya jantung berdebar luar biasa,” ujar Ganjar.
2. Teknik mengambil napas
Baca Juga: Usia Kandungan Masuk 7 Bulan, Irish Bella Ngidam Makan Beton, Amakah untuk Ibu Hamil?
Saat ia pingsan, Ganjar mengaku mengambil napas pendek-pendek karena terengah-engah. Namun rupanya hal ini adalah teknik pengambilan napas yang salah.
“Jadi ternyata narik napasnya harus dalam, paru-parunya sampai penuh, terus ngayuhnya kalau naik jangan cepat-cepat, malah harus pelan-pelan. Baru itu kendali emosi,” kata Ganjar.
Source | : | Mayo Clinic,KOMPAS.com |
Penulis | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Editor | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Komentar