GridHEALTH.id - Sapi dan kambing merupakan jenis hewan yang paling umum dijadikan hewan kurban di Indonesia saat momen Idul Adha.
Tak hanya menjadi masakan yang nikmat usai diolah, dua jenis daging itu juga masuk dalam kelompok daging merah yang sangat populer dan memiliki nilai gizi yang baik.
Lantas, di antara daging sapi dan daging kambing, mana yang memiliki kandungan gizi lebih baik?
Baca Juga: Jelang Idul Adha, Ketahui 3 Cara Memilih Hewan Kurban yang Tepat!
Menurut National Kiko Registry, daging kambing adalah daging merah paling bergizi yang bisa kita konsumsi.
Daging kambing juga jauh lebih ramping daripada daging sapi dan sangat baik bagi mereka yang memerharikan kadar kolesterol dan membutuhkan alternatif untuk makanan hum-drum rata-rata.
Baca Juga: Jelang Idul Adha, Berapa Lama Boleh Menyimpan Daging di Kulkas?
Daging kambing secara alami ramping, artinya jauh lebih rendah lemak jenuh dan kolesterol, memiliki jumlah HDL yang lebih tinggi secara alami (kolesterol baik) dan jumlah LDL yang rendah secara alami (jenis kolesterol jahat).
Dibandingkan daging lainnya, daging kambing juga lebih rendah kalori, ini dikarenakan struktur molekul daging kambing berbeda dari daging sapi sehingga lebih mudah dicerna.
3 ons daging kambing diketahui memiliki 122 kalori, yang jauh lebih sedikit dari daging sapi 179 dan ayam 162.
Dalam hal lemak, kambing jauh lebih ramping daripada yang lain, lebih banyak daging tersedia. 2,6 gram daging kambing dari total lemak per porsi 3 ons adalah sekitar sepertiga dari 7,9 gram daging sapi.
Baca Juga: Habis Makan Daging Kambing Tak Perlu Khawatir, Ini 11 Makanan Penurun Kolesterol
Satu porsi daging kambing mewakili hanya 4% dari nilai total lemak harian manusia, berdasarkan diet 2.000 kalori.
Kemudian, kadar kolesterol 63,8 miligram kambing per porsi 3 ons jauh lebih sedikit daripada daging sapi.
Mengonsumsi kambing tidak akan menyebabkan kita mengorbankan komponen darah yang penting, zat besi.
Untuk protein, daging kambing dalam ukuran 23 gram per sajian sebanding dengan 25 gram dalam sajian daging sapi, artinya kita tidak perlu mengorbankan sumber protein utama.
Faktanya, satu porsi kambing 3 ons memenuhi 46% nilai protein harian kebanyakan orang.
Sementara itu, daging sapi dianggap sebagai makanan kaya nutrisi yang dapat membantu orang memenuhi kebutuhan nutrisi mereka dalam sasaran kalori mereka, sebagai bagian dari pola makan sehat secara keseluruhan.
Baca Juga: Semur Daging, Lezat Tapi Tak Dianjurkan Sebagai Menu Sahur, Mengapa?
Dikutip dari laporan yang diterbitkan dalam Beef Cattle Research Council, daging sapi adalah sumber protein berkualitas tinggi dan menyediakan banyak nutrisi mikro yang penting untuk kesehatan yang baik sepanjang hidup.
Satu porsi 75 g daging sapi tanpa lemak yang dimasak menyediakan 26 g protein, 170 kalori (8,5% dari diet 2.000 kalori), lemak 6,3 g, lemak jenuh 2,6 g, dan natrium kurang dari 50 mg.
Daging sapi adalah sumber 3 dari 14 nutrisi penting, yakni protein, besi, seng, selenium tiamin, riboflavin, niasin, vitamin B6, vitamin B12, vitamin D, fosfor, pantotenat, magnesium, dan kalium.
Daging sapi mengandung nutrisi lain yang menarik termasuk kolin, lemak tak jenuh tunggal dan asam linoleat terkonjugasi (CLA).
Meski sama-sama memiliki keunggulan, rupanya daging kambing dinilai lebih sehat dibandingkan daging sapi.
Baca Juga: Dalam Sehari, Berapa Banyak Daging Yang Boleh Kita Konsumsi ?
Kendati demikian, sebuah studi yang dilakukan di Harvard Medical School, Boston, AS, mengaitkan konsumsi berlebihan daging merah dengan penyakit jantung, diabetes, dan kematian dini.
Studi tersebut memperoleh bahwa risiko kematian dini bahkan lebih tinggi ketika daging merah dibuat menjadi olahan seperti sosis atau kornet.
Ini karena kadar natrium tinggi yang ada dalam produk daging merah olahan.
Baca Juga: Makanan Inflasi Ini Picu Sel Kanker Makin Ganas, Henky Solaiman Meninggal karena Kanker Usus
Untuk itu, ada baiknya menghindari konsumsi daging merah, baik daging sapi maupun daging kambing secara berlebihan.(*)
#berantasstunting #hadapicorona
Source | : | live strong,National Kiko Registry,Beef Cattle Research Council |
Penulis | : | Levi Larassaty |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar