GridHEALTH.id - Penyakit diabetes melitus (DM) bukan hanya dapat menyerang orang dewasa, melainkan juga dapat menyerang anak-anak. Berdasarkan data Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dalam 10 tahun terakhir terdapat kenaikan hingga 700% DM yang terjadi pada anak-anak usia 0-18 tahun.
DM atau penyakit kencing manis adalah gangguan metabolisme yang timbul karena peningkatan kadar gula darah di atas normal yang berlangsung secara kronis.
Hal tersebut disebabkan adanya gangguan pada hormon insulin yang berfungsi mengatur penggunaan glukosa oleh otot, lemak, atau sel-sel lain dalam tubuh.
Penyakit DM sendiri terbagi menjadi dua tipe, yaitu DM tipe 1 dan DM tipe 2. Sejak September 2009 hingga September 2018 terdapat 1.213 kasus DM tipe 1.
Kasus tersebut paling banyak ditemukan di DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, dan Sumatera Selatan. Untuk kasus DM tipe 2 pada anak belum dilakukan pengumpulan data secara luas.
Sementara sejak tahun 2014 terdapat 5 pasien di RS Cipto Mangunkusumo. Penyakit DM tipe 1 disebabkan oleh pankreas yang tidak memproduksi cukup insulin.
Baca Juga: Feby Fabiola Berubah Penampilan, Kenapa Kemoterapi Sering Bikin Botak?
Selain itu, DM tipe 1 dapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti kecenderungan genetik, faktor lingkungan, sistem imun, dan sel pankreas yang perannya belum diketahui.
Sejauh ini, DM tipe 1 tidak dapat dicegah dan dapat dialami siapa saja. Adapun, DM tipe 2 disebabkan oleh gangguan kerja insulin yang juga dapat disertai kerusakan pada sel pankreas.
Apabila produksi insulin berkurang, menyebabkan kadar gula dalam darah tinggi serta gangguan metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein.
Salah satu dokter dari Ikatan Dokter Anak Indonesia, dr Aman Pulungan SpA (K), menyampaikan terdapat beberapa gejala yang perlu diwaspadai apabila anak menderita DM.
1. Sering haus
Bila kadar gula di dalam darah tinggi, maka ginjal akan berusaha untuk mengeluarkan kelebihan gula tersebut dari dalam tubuh dalam bentuk air kemih.
Akan tetapi, untuk memproduksi cukup banyak air kemih untuk mengeluarkan kelebihan gula tersebut, ginjal harus menarik cairan dari berbagai jaringan tubuh.
Baca Juga: 5 Keunggulan Menanak Nasi Dengan Air Teh, Mencegah Tumor Hingga Hilangkan Bau Mulut
Hal ini membuat anak menjadi lebih sering buang air kecil, yang dapat menyebabkan terjadinya dehidrasi dan anak sering merasa haus.
2. Sering lapar
Karena tubuh tidak dapat mencerna makanan yang telah dikonsumsi dengan baik, maka anak-anak yang memiliki kadar gula darah yang tinggi juga sering merasa lapar.
Rasa lapar merupakan suatu reaksi tubuh untuk memberitahu tubuh memerlukan kalori untuk bekerja.
Kadar gula darah tinggi tetapi tetap merasa lapar, mengapa demikian? Hal ini dikarenakan kelebihan gula tersebut lebih banyak dikeluarkan melalui air kemih daripada digunakan untuk sumber energi tubuh.
3. Penurunan berat badan
Karena tubuh tidak mampu menggunakan gula yang berada di dalam darah dan tidak dapat menyimpan kelebihan gula dalam bentuk cadangan makanan, maka tubuh akan menggunakan cadangan makanannya, yaitu lemak sebagai sumber tenaga untuk melakukan berbagai aktivitas, yang membuat anak mengalami penurunan berat badan.
Baca Juga: Physical Distancing Versi WHO 1 Meter Dikritik Ilmuwan, 'Jarak 2 Meter Adalah yang Paling Aman'
Baca Juga: Viral Air Kemasan Mengandung Zat Besi, Memang Bisa? Ini Kata BPOM
4. Menderita infeksi jamur
Bila si kecil berulang kali mengalami infeksi jamur pada kemaluan (keputihan), maka hal ini juga dapat merupakan penanda tingginya kadar gula darah pada anak, termasuk pada bayi.
Hal ini dikarenakan jamur memerlukan gula sebagai makanannya, yang membuat pertumbuhan jamur menjadi tidak terkendali pada seseorang yang memiliki kadar gula darah tinggi, termasuk pada anak-anak.
5. Adanya gula dan keton pada air kencing
Ditemukannya gula dan keton pada air kencing saat dokter melakukan pemeriksaan air seni juga merupakan penanda tingginya kadar gula darah di dalam tubuh seorang anak.
Adanya gula di dalam air kemih menunjukkan bahwa ginjal berusaha untuk mengeluarkan kelebihan gula di dalam darah melalui air kemih.
Baca Juga: Orang Dewasa Makan Hati Ayam, Amankah Bagi Kesehatan Tubuh?
Baca Juga: Studi: Tidur Bareng Pasangan Bisa Bikin Lebih Nyenyak dan Pulas
Sedangkan ditemukannya keton di dalam air kemih merupakan penanda tubuh menggunakan lemak untuk menjalankan fungsinya. Keton merupakan suatu produk sampingan dari proses pencernaan lemak menjadi energi. (*)
#berantasstunting #hadapicorona
Source | : | Kompas.com,alodokter.com,Gridhealth.id,Diabetes Mellitus Federation |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar