GridHEALTH.id - Uji klinis vaksin virus corona (Covid-19) yang didatang kan langsung dari perusahaan China Sinovac Biotech akan segera dilakukan.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil pun mengajak warga Bandung yang memenuhi kriteria untuk ikut mendaftar menjadi relawan.
Bahkan pria yang akrab disapa Kang Emil itu mengaku telah mendaftar menjadi relawan uji klinis vaksin tersebut.
Namun sayangnya Kang Emil tidak bisa memenuhi salah satu syaratnya, yakni tidak boleh bepergian ke luar kota selama masa pengujian.
Sehingga ia mendorong para relawan di Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Jabar untuk menjadi relawan uji klinis vaksin.
Baca Juga: Usia Bukan Patokan Mengalami Radang Sendi, Anak-anak pun Bisa Mengalaminya
Baca Juga: Terlihat Santai, Jam Istirahat Kantor Malah Jadi Momen Rawan Penyebaran Virus Corona
"Tadinya saya juga mau menyediakan diri sebagai relawan. Tapi ada persyaratan mobilitas yang tidak boleh kemana-mana," katanya dalam rapat koordinasi di Mapolda Jabar, Bandung, Selasa (28/7/2020).
“Jadi, sebagian dari kami yang memenuhi syarat bisa mendaftarkan diri,” kata Kang Emil.
Diketahui vaksin sendiri adalah produk biologi yang diketahui berasal dari virus, bakteri atau dari kombinasi antara keduanya yang dilemahkan.
Menurut NHS vaksin diberikan kepada individu yang sehat guna merangsang munculnya antibodi atau kekebalan tubuh guna mencegah dari infeksi penyakit tertentu seperti Covid-19.
Baca Juga: Ulama Minta Warga di Zona Merah Covid-19 Agar Salat Idul Adha di Rumah Saja
Sementara itu, Ketua Tim Penelitian uji Klinis tahap tiga calon Vaksin Covid-19 dari Fakultas Kedokteran Unpad, Profesor Kusnandi Rusmil mengatakan, warga yang boleh mendaftar menjadi relawan uji klinis vaksin hanya warga yang berdomisili di Bandung.
Kusnandi menjelaskan, alasan harus warga Kota Bandung yang menjadi relawan penelitian uji klinis calon vaksin Covid-19 adalah agar mudah untuk pemantauannya.
Baca Juga: Langgar Protokol Kesehatan di Jabar, Didenda Hingga 500 ribu
"Selama ikut penelitian 6 bulan lebih kita pantau ketat, 3 hari, 5 hari, 14 hari, dipantau ketat terus dan ada yang mesti diisi dengan elektronik CRF. Harus rutin juga lapor ke puskesmas yang sudah dilatih," bebernya.
Kusnandi menambahkan, uji klinis menyuntikkan calon vaksin Covid-19 harus melalui persetujuan Komite Etik Penelitian Universitas Padjadjaran.
Baca Juga: Kabar Gembira, Tak Seperti Hari Raya Idul Fitri, Mudik Lebaran Idul Adha Tidak Dilarang Pemerintah
"Dalam hal melakukan penelitian harus mengikuti kaidah penelitian yang berlaku setelah dapat izin dari Komite Etik," tandasnya.
Seperti diketahui, Sebanyak 2.400 sampel calon vaksin Covid-19 dari Sinovac Biotech Ltd, China, tiba di Indonesia.
Baca Juga: Kasus Eksploitasi Anak Meningkat Saat Pandemi Covid-19, Mana Suara dunia?
Bakal vaksin itu akan diuji klinis di laboratorium milik PT Bio Farma (Persero) dan fasilitas penelitian lain di dalam negeri.
Kedatangan ribuan kandidat vaksin tersebut diharapkan membuat peluang produksi vaksin virus corona (Covid-19) di Indonesia bisa dilakukan pada awal tahun depan.
Uji klinis di Indonesia akan dilakukan selama 6 bulan dan melibatkan setidaknya 1.620 relawan.(*)
#berantasstunting
#hadapicorona
Source | : | TribunJabar.id |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar