"Jangan ada stigma negatif kepada keluarga yang mendapatkan masalah atau terpapar Covid. Pemerintah harus hadir dan memberi rasa aman dan nyaman bagi setiap warganya," tuturnya.
Ia juga mendorong pemerintah untuk mencarikan solusi dengan duduk bersama dengan keluarga dan masyarakat.
"Jangan sampai ada tindakan melawan hukum dengan mengusir orang yang tidak bersalah," pungkasnya.
Baca Juga: 4 Trik Menyimpan Lauk Sisa Makanan Idul Adha Agar Tak Mudah Basi
Melihat kejadian tersebut, perlu disadari bahwa jika ditilik dari sisi medis, tindakan diskriminasi yang kerap dialami keluarga pasien Covid-19 dapat mempengaruhi kondisi kesehatan korban, terutama kesehatan mental.
Sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam New Directions for Youth Development, menunjukan efek pengusiran dapat menyebabkan gangguan mental seperti kecemasan, ketakutan untuk dikucilkan, bahkan depresi berkepanjangan.
Apalagi menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), datangnya virus corona (Covid-19) bisa menimbulkan stres bagi orang.
Baca Juga: Dibutuhkan 1.620 Relawan Uji Klinis Vaksin Covid-19 Asal China, Ridwan Kamil Ikut Daftar
Source | : | Kompas.com,CDC |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar