Kim mencatat bahwa pembatasan glukosa tidak memiliki efek pada jenis kanker sel non-skuamosa.
"Hasil kami menunjukkan bahwa pendekatan ini khusus untuk tipe sel kanker. Kami tidak dapat menyamaratakan semua jenis kanker," katanya.
Selain itu, para peneliti juga memeriksa kadar glukosa dalam sampel darah dari 192 pasien yang menderita kanker sel skuamosa paru atau esofagus, serta 120 pasien dengan adenokarsinoma paru.
Sampel darah diambil secara acak pada hari itu dan diklasifikasikan menjadi yang mengandung konsentrasi glukosa lebih tinggi atau lebih rendah dari 120 mg / dL, yang merupakan salah satu ukuran klinis diabetes. Tidak ada pasien yang didiagnosis menderita diabetes.
"Anehnya, kami menemukan korelasi yang kuat antara konsentrasi glukosa darah yang lebih tinggi dan kelangsungan hidup yang lebih buruk di antara pasien dengan karsinoma sel skuamosa," kata Kim.
"Kami tidak menemukan korelasi semacam itu di antara pasien-pasien adenokarsinoma kanker paru-paru. Ini adalah pengamatan penting yang lebih jauh melibatkan potensi kemanjuran pembatasan glukosa dalam melemahkan pertumbuhan kanker sel skuamosa."
Kim menekankan bahwa studi klinis yang lebih komprehensif dan terperinci diperlukan, tetapi hasilnya menunjukkan pendekatan baru yang memberi harapan pada pengobatan kanker.
Source | : | News Medical,Gridhealth.id,lungcancer.org |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar